TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan vokalis Banda Neira, Rara Sekar dan vokalis Sisir Tanah, Bagus Dwi Danto mendukung gerakan menolak omnibus law RUU Cipta Kerja lewat aksi Gejayan Memanggil. Mereka akan berkolaborasi membawakan lagu di tengah aksi yang akan digelar di pertigaan Gejayan, Yogyakarta.
Bagus menyatakan omnibus law akan mempengaruhi banyak orang. Proses penyusunan RUU sapu jagat itu tidak mempertimbangkan dampaknya ke banyak orang sehingga muncul banyak penolakan dari berbagai pihak.
"Penyusunannya itu seperti melupakan proses tahun lalu ketika ada banyak RUU yang isinya ditolak oleh banyak pihak. Seperti tidak belajar dari situ," kata Bagus saat dihubungi Tempo, Senin, 9 Maret 2020.
Rara Sekar dan Bagus Dwi Danto dijadwalkan berduet pada pukul 15.45 hingga pukul 16.00. Selain dua musisi itu, aksi Gejayan Memanggil kali ini akan dimeriahkan oleh pertunjukan musik dari kelompok musik Tashoora. Musik yang mereka bawakan mengiringi lirik-lirik bertema kritik sosial.
Tashoora pernah menyinggung tentang penistaan agama, fanatisme, dan pelecehan seksual di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta saat tampil dalam Prambanan Jazz Festival pada 2019.
Kelompok musik Agoni, Rebelion Rose, Spoer, Kepal SPI, dan Amuba juga akan menghibur pengunjuk rasa dengan pertunjukan musik. Demonstrasi ini akan dipenuhi dengan spanduk-spanduk bernada satir dan lucu, sebagai kritik terhadap omnibus law yang ditolak banyak pihak.
Di pesan WhatsApp, beredar unggahan gambar karikatur Milea dan Dilan bertuliskan 'Aku ramal nanti kita ketemu di Gejayan, Gejayan Memanggil Gagalkan Omnibus Law'. Ada juga tulisan 'Omnibus Law saja yang kita gagalkan. Cinta kita jangan'.
Sekitar seribuan demonstran yang menyatakan penolakan terhadap omnibus law akan berkumpul di Gejayan, Yogyakarta untuk menyuarakan tuntutannya melawan aturan sapu jagat itu hari ini.
Pengunjuk rasa yang bergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak ini mengumpulkan massa yang datang dari berbagai latar belakang. Ada mahasiswa, buruh, aktivis lingkungan, jurnalis, dosen, dan musisi. Mereka memberi nama aksi itu rapat rakyat parlemen jalanan #Gejayan Memanggil #Gagalkan Omnibus Law. "Gerakan kolektif melawan penindasan," kata Humas Aliansi Rakyat Bergerak, Kontra Tirano.
Dari hasil kajian yang dilakukan bersama Aliansi Rakyat Bergerak, pasal-pasal dalam omnibus law dinilai berbahaya untuk buruh, mengancam kelestarian lingkungan, mengancam kesejahteraan buruh perempuan, dan mengintervensi pers.