TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk penanggulangan Virus Corona, Achmad Yurianto, mengatakan saat ini ada 153 orang yang masuk ke dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) terkait Covid-19. Hingga saat ini, ada 9 pasien yang masih menunggu hasil pemeriksaan sampel.
"Kami masih menunggu hasil pemeriksaan sembilan orang. Karena kami tahu metode pemeriksaan untuk menentukan kasus tidak hanya menggunakan satu macam, tak hanya menggunakan Metode PCR (polymerease chain reaction) saja," kata Yurianto saat konferensi pers di Kantor Staf Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Maret 2020.
Yurianto mengatakan pemeriksaan lewat PCR memang tergolong cepat. Pemerintah Indonesia bisa melakukan itu dan hasilnya bisa keluar kurang dari 24 jam. Namun agar pasti, Kementerian Kesehatan juga menggunakan tes lewat proses genome sequencing yang membutuhkan waktu 3 hari. 156 pasien dalam pengawasan ini berasal dari 35 rumah sakit yang tersebar di 23 provinsi.
Kategori PDP ini dibuat pemerintah karena banyaknya laporan pasien dengan gejala tidak terlalu berat. Dengan gejala ringan itu, maka diperlukan standar untuk pemeriksaan spesimen tidak dalam suspect.
Yurianto menegaskan bahwa PDP ini berbeda dengan ODP (orang dalam pemantauan). "ODP, orang dalam pemantauan, ini tidak dimaknai bahwa orang tersebut sakit. Kami melakukan pemantauan ini dalam rangka untuk secara cepat bisa melakukan tracking, tracing manakala terjadi apa-apa, yang dikaitkan dengan Covid-19," kata Yurianto.
Selain kelompok 153 orang itu, Yurianto mengatakan ada dua kelompok lagi yang tengah diawasi pemerintah. Mereka adalah kru Kapal Diamond Princess dan Kapal World Dream, yang saat ini dikarantina di Pulau Sebaru Kecil.
Untuk 188 kru dari World Dream, telah dipastikan hasilnya adalah negatif. Sedangkan 68 dari 69 orang kelompok lagi Diamond Princess, dinyatakan negatif. "1 orang kita akan melakukan pendalaman lagi. Kami kemarin sudah minta diambilkan spesimen lagi untuk dikirim. Dilakukan pemeriksaan ulang," kata Yurianto.