TEMPO.CO, Jakarta-Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengimbau masyarakat tidak panik dengan adanya kasus virus corona di Indonesia. "Pemerintah mengharap masyarakat harus waspada dan hati-hati, ya, tetapi tidak boleh panik," kata Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.
Menurut Ma'ruf, ada tiga langkah antisipasi yang sudah disiapkan pemerintah. Langkah pertama, pemerintah memperketat masuknya warga negara asing maupun WNI yang keluar masuk wilayah Indonesia, baik melalui darat, udara, dan laut. Pengawasan ketat dilakukan dengan pemeriksaan.
Bahkan, kata Ma'ruf, pemerintah juga akan menerapkan sertifikasi bebas Corona. Selain itu, pemerintah juga akan meneliti jejak perjalanan warganya ke mana dan dari mana saja. "Pokoknya kami akan memperketat masuknya wisman atau juga WNI yang juga pulang dari luar negeri juga, akan kami perketat," ujarnya.
Langkah berikutnya, tutur Ma'ruf, pemerintah sudah menyiapkan antisipasi penanganan kasus virus Corona. Ia menyebutkan, ada 135 rumah sakit yang sudah dilengkapi dengan kamar isolasi sesuai standar dan protokol WHO.
Menurut Ma'ruf Amin, pemerintah juga telah menyiapkan penyediaan kebutuhan pokok, obat-obatan, dan keperluan masyarakat. Sehingga, ia meminta masyarakat tidak perlu panik dan memborong barang-barang. "Saya kira itu tidak perlu, karena pemerintah sudah mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebutuhan-kebutuhan dalam jangka panjang," ujarnya.
Pemerintah mengumumkan dua kasus pertama WNI positif COVID-19 di Indonesia, Senin, 2 Maret lalu. Dua orang yang terjangkit virus ini adalah ibu dan putrinya yang masing-masing berusia 64 tahun dan 31 tahun.
Setelah adanya pengumuman resmi dari pemerintah, masyarakat mulai memadati sejumlah tempat perbelanjaan. Supermarket Tip Top di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, misalnya, dipadati pembeli yang panik pada Senin malam, 2 Maret 2020. Mobil-mobil terlihat mengantre menjemput orang-orang yang kelar berbelanja.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengungkapkan pengumuman dua WNI terjangkit virus corona Covid-19 sempat memicu panic buying atau belanja secara tak wajar dilakukan oleh masyarakat di enam kota.
FRISKI RIANA