TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memprediksi penderita inveksi virus Corona tak berhenti pada dua orang di Kota Depok.
“Saya memprediksi hal lebih buruk," katanya selepas memimpin Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanganan Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) di Gedung Sate, Kota Bandung, pada Selasa, 3 Maret 2020.
Ridwan Kamil menduga bakal muncul lagi penderita inveksi virus Corona. Menurut dia, duplikasi penderita terjadi dalam hitungan hari berdasarkan kasus di negara-negara lain.
"Bapak-Ibu jangan kaget kalau besok ada berita (penderita virus Corona bertambah)."
Di sisi lain, Ridwan Kamil menerangkan, mayoritas rumah sakit pemerintah di provinsinya belum memiliki ruang isolasi sesuai standar yang dibutuhkan untuk merawat pasien terpapar virus Corona.
Menurut dia, sebanyak 52 rumah sakit pemerintah di Jawa Barat telah menyiapkan ruang isolasi meski belum memenuhi standar.
“Tadi curhatan para rumah sakit itu bukan pada ruang isolasinya, tetapi pada peralatan canggihnya. Ventilatornya, apanya, belum semua memiliki,” ucapnya.
Ridwan Kamil menerangkan rumah sakit rujukan di Jawa Barat yang ditunjuk pemerintah pusat mayoritas sudah memiliki peralatan lengkap untuk merawat pasien Corona.
Rumah-rumah sakit itu antara lain RS Umum Pendidikan dr Hasan Sadikin (RSHS) dan Rumah Sakit Paru dr Rotinsulu, keduanya di Bandung.
“Itu sudah sangat siap dengan segenap peralatannya."
Maka itu, dia melanjutkan, sedang didata kesiapan ruang isolasi untuk merawat pasien yang terjangkit virus Corona sekaligus membentuk rantai penanganan pasien.
Rantai penanganan yang dimaksud adalah mulai dari fase pengawasan hingga pasien yang sudah terkonfirmasi.
“Dengan konsep ring 1 sampai 3," ucap Ridwan Kamil.
Dia menjelaskan Ring 1 atau rujukan pasien adalah RS Hasan Sadikin dan RS Rotinsulu.
Jika muncul kecurigaan atau gejala terkena virus Corona, pasien itu bisa sia ditangani di fasilitas kesehatan di ring 2 dan 3.
"Tidak sedikit-sedikit langsung ke rumah sakit rujukan."
itu sebabnyam Gubernur Ridwan Kamil dalam rapat koordinasi juga meminta Dinas Kesehatan menjaring rumah-rumah sakit swasta untuk mengumumkan jika memiliki ruang isolasi, termasuk rumah sakit milik TNI dan Polri.