TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Presiden Bidang Sosial, Angkie Yudistia, mengatakan pemerintah telah memutuskan akan mengkarantina 68 WNI yang dievakuasi dari Kapal Pesiar Diamond Princess lebih lama. Setibanya di Indonesia, mereka akan dikarantina selama 28 hari di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu.
"Masa karantina akan berjalan dua kali lebih lama, atau sekitar 28 hari. Ini dilakukan karena untuk memastikan mereka benar-benar sehat saat meninggalkan tempat karantina," kata Angkie dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 29 Februari 2020.
Umumnya, karantina WNI yang dievakuasi hanya dikarantina selama 14 hari. Hal ini diterapkan pada 268 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Cina, dan 188 WNI dari Kapal World Dream, yang saat ini proses karantinanya masih berjalan.
Sebanyak, 68 WNI dari Diamond Princess, sebenarnya telah menjalani masa observasi selama 14 hari di atas kapal yang menjadi pusat episentrum corona terbesar setelah Cina itu. Namun dari total 78 WNI yang menjadi kru kapal, sepanjang masa observasi, 8 WNI dinyatakan positif terjangkit.
Angkie mengatakan keputusan memperpanjang masa karantina, juga untuk mengantisipasi hal ini. "Ada kejadian salah seorang warga Amerika Serikat yang merupakan penumpang kapal pesiar Diamond Princess dinyatakan negatif terjangkit virus, namun menjadi positif COVID-19 setelah hari ke-21," kata Angkie.
Angkie menuturkan evakuasi WNI dari kapal Diamond Princess mengikuti protokol kesehatan pihak Jepang. Mereka rencananya akan diangkut dengan pesawat berbadan besar supaya tidak harus melakukan transit terlebih dahulu.
Setelah di Indonesia, Angkie menyebut mereka akan menjalani karantina di Pulau Sebaru, sama dengan WNI yang dievakuasi dari kapal pesiar World Dream. "Nanti ada pemisahan atau pembagian blok bagi warga yang berasal dari kapal pesiar World Dream dan Diamond Princess," kata Angkie.
Ia mengatakan pemerintah benar-benar memerhatikan keamanan, keselamatan, dan kesehatan para WNI yang berasal dari Diamond Princess maupun World Dream. Lebih luas lagi, pemerintah juga akan memastikan kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ini tanggung jawab Negara untuk melindungi warganya.
"Mohon doanya, agar operasi kemanusiaan ini bisa terselesaikan dengan akhir yang melegakan kita semua. setiap langkah taktis dilakukan secara terukur dan strategis," kata Angkie.