TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pemilihan umum atau pemilu sebaiknya jangan dijadikan sumber perpecahan.
Menurut Ma'ruf Amin, pemilu bukanlah tujuan dalam demokrasi tetapi sebuah proses. Sedangkan tujuan hakiki dari pemilu adalah menyejahterakan rakyat dan memajukan negara.
Jika ada perbedaan pilihan, dia melanjutkan, masing-masing orang harus saling menghormati.
"Pemilu jangan menjadi sumber perpecahan, melahirkan permusuhan, dan membuat suasana tidak kondusif," kata Ma'ruf dalam peluncuran Indeks Kerawanan Pemilu Pilkada 2020 di Red Top Hotel, Jakarta, hari ini, Selasa, 25 Februari 2020.
Pilkada 2020 akan dilaksanakan pada 23 September 2020 secara serentak di 270 daerah yang terdiri, 9 provinsi dan 261 kabupaten/kota.
Ma'ruf Amin menerangkan, bahkan perbedaan agama dan partai politik tidak boleh dijadikan alasan saling bermusuhan.
"Lakum dinukum waliyadin. Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Berbeda partai juga tidak boleh bermusuhan"
Menurut Wapres Ma'ruf Amin, pemilu akan menghasilkan pihak yang menang dan kalah. Namun yang terpenting adalah bagaimana memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Menciptakan pemilu yang kondusif pun akan melahirkan pemimpin yang demokratis, jujur, dan berpihak kepada rakyat.
Dia membenarkan bahwa Pilkada 2020 akan banyak mengalami tantangan. Maka Ma'ruf berpesan tantangan jangan sampai dikompromikan dengan prosedural dan praktik curang, seperti politik uang, ujaran kebencian, dan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).