TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah belum juga memutuskan nasib 74 warga negara Indonesia (WNI) di Kapal Pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Pelabuhan Yokohama, Jepang.
Para WNI yang menjadi kru di kapal pesiar mewah tersebut harus menunggu lebih panjang di atas lokasi yang disebut WHO sebagai episentrum terbesar kedua Virus Corona atau COVID-19, setelah Wuhan, Cina.
Dari data yang dihimpun Kantor Staf Kepresidenan, tercatat ada 691 orang yang telah terkonfirmasi terpapar virus itu. Tiga orang dinyatakan tewas. Di antara 691 orang itu, terdapat WNI yang menjadi kru. Meski awalnya tak terpapar, namun pada masa karantina, mereka dinyatakan positif terjangkit dan harus dibawa turun dari kapal ke rumah sakit di daratan Jepang.
Berikut ringkasan seputar rencana evakuasi WNI dari Kapal Pesiar Diamond Princess:
1. Evakuasi dengan kapal
Pemerintah membuka rencana untuk mengevakuasi para WNI yang ada di kapal tersebut menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia Suharso milik TNI. Kapal ini berjenis kapal Bantu Rumah Sakit.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan telah menyiapkan rumah sakit terapung KRI Soeharso untuk memulangkan WNI yang berada di kapal pesiar tersebut. Namun, ia mengatakan butuh waktu lama untuk tiba di Indonesia.
2. Evakuasi dengan Pesawat
Pemerintah pun sudah meminta Garuda Indonesia untuk bersiap menjemput para WNI yang ada di kapal mewah itu.
"Untuk opsi pemulangan dengan pesawat, kami kemarin sudah rapat dengan Direktur Utama Garuda, sudah disiapkan satu Boeing-737, pilotnya sudah ditentukan, bahkan kru yang akan mendampingi juga sudah disiapkan," ujar Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto di kantornya, Jumat, 21 Februari 2020.