TEMPO.CO, Yogyakarta - Pencarian para siswa SMP N 1 Turi Sleman yang menjadi korban susur sungai di Sungai Sempor, Dukuh Donokerto, Turi, Sleman berlanjut hingga Jumat malam, 21 Februari 2020.
Sungai Sempor yang merupakan anak Kali Bedog, salah satu sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi itu memiliki aliran terusan hingga Kabupaten Bantul.
"Untuk pencarian para korban, malam ini petugas mulai disebar. Antara lain di Jembatan Pangukan Sleman dan sekitar (pemancingan) Westlake," kata
Mas'ud Rofiqi, Supervisor Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY kepada Tempo.
Penyebaran petugas di titik-titik yang jaraknya lebih dari 10 kilometer dari tempat kejadian perkara itu guna berjaga jika ada korban hanyut yang lewat dari pantauan petugas di bagian atas atau hulu. "Antisipasi (ada korban) lolos dari pantauan kawan kawan relawan yang di atas," kata Mas'ud.
Petugas khawatir jika tak ada yang berjaga di bawah, ada korban yang terseret hilang kemudian sulit dilacak karena sudah sampai kawasan sungai di Kabupaten Bantul.
Terkait dugaan air banjir datang tiba-tiba saat kejadian, Mas'ud menuturkan pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogya sebelumnya sudah menginformasikan cuaca buruk dan potensi dampaknya.
"Menurut BMKG saat itu sedang terjadi hujan di lereng Gunung Merapi. Harusnya bisa diwaspadai peringatan dari BMKG itu. Waktu sebelum kejadian kan sudah ada peringatan dini juga," ujarnya.
Seorang pengelola kawasan wisata Lembah Sempor Turi Sleman yang enggan disebut namanya mengatakan kejadian itu di luar kawasan wisata. Saat peristiwa itu terjadi objek wisata itu juga tutup karena hujan lebat. "Jadi bukan dalam rangka wisata," ujarnya.
Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sikaryadi mengatakan dari laporan relawan Taruna Tanggap Bencana atau Tagana yang terkoordinasi pihaknya,
hingga pukul 21.30 WIB ada enam korban meninggal dari peristiwa itu. Sedangkan tujuh siswa belum terkonfirmasi status keberadaannya.
Tagana mencatat siswa yang ikut kegiatan itu bukan 256 atau 257 seperti diberitakan sebelumnya. Namun sebanyak 249 siswa yang terdiri dari kelas VII sebanyak 124 siswa dan kelas VIII sebanyak 125 siswa.
Dari jumlah itu, Tagana mencatat korban selamat ada 237 siswa. Mereka sudah melaporkan kondisinya di posko kedaruratan SMPN 1 Turi. "Mereka dalam rangka kegiatan pramuka dengan cara susur sungai," kata Untung.