TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Kesehatan atau Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Melki Laka Lena, menyarankan pemerintah menggunakan kapal laut untuk menjemput 74 WNI anak buah kapal (ABK) kapal pesiar Diamond Princess yang kini berada di Yokohama, Jepang.
Melki mengatakan waktu perjalanan selama 20 hari sekaligus bisa untuk mengobservasi 74 WNI itu terkait kemungkinan terjangkit virus Corona.
"Masa pemulangan kurang lebih dua puluh hari dari Yokohama sesuai dengan lama observasi untuk memastikan semua WNI yang dipulangkan sehat sebagaimana protokol yang dilakukan di Natuna untuk kasus WNI Wuhan," kata Melki kepada Tempo, Jumat, 21 Februari 2020.
Melki mengatakan pemerintah harus menggunakan prosedur World Health Organization (WHO) dan menjaga status Indonesia tetap hijau dari virus Corona, jangan sampai menjadi oranye atau merah. Menurut Melki, dampak penyebaran virus itu pun sangat luar biasa terhadap perekonomian.
"Dampaknya ke ekonomi jauh lebih dahsyat dan itu yang kami lihat selalu dilakukan Kemenkes. Mencegah, deteksi dan tangani penyebaran virus corona di tanah air sehingga sampai saat ini Indonesia masih belum ada yang positif Covid-19," kata politikus Golkar ini.
Kementerian Kesehatan sebelumnya menyatakan ada dua skema pemulangan 74 WNI di kapal pesiar Diamond Princess, yaitu dengan kapal atau pesawat. Namun menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan keputusan akhir ada di tangan Presiden Joko Widodo.
Untuk jalur laut telah disiapkan Kapal RI Soeharso milik TNI AL. Kapal ini berjenis kapal Bantu Rumah Sakit. Adapun untuk opsi pemulangan dengan pesawat pemerintah meminta Garuda Indonesia menyiapkan satu Boeing-737.