TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Penularan Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan kementeriannya menyarankan kepada Kementerian Luar Negeri agar tak terburu-buru memulangkan tiga WNI positif Corona di Jepang. Kemenkes menilai kasus ini berbeda dengan kasus sebelumya sehingga memerlukan kajian lebih dalam.
“Kenapa Diamond Princess ini agak berbeda, dan kenapa Menkes memberikan saran ke Menlu untuk tidak buru-buru menjemput mereka, karena harus ada kajian lebih dalam lagui karena menjelang hari ke-14 ada yg positif, ini yang harus dilakukan,” kata Achmad di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020.
Tiga orang WNI yang dinyatakan positif virus Corona atau COVID-19 ini merupakan anak buah kapal di kapal pesiar Diamond Princess. Mereka bersama dengan 244 penumpang kapal lainnya dinyatakan positif. Adapun saat ini,menurut Kemenlu, tiga orang WNI tersebut tengah ditangani oleh pemerintah Jepang di Kota Chiba.
Alasan Kemenkes menyarankan tak buru-buru memulangkan adalah karena belum ada pedoman dari Jepang terkait pemulangan. Saat ini, kata Yurianto, Kemenkes tengah menunggu keputusan dari Jepang yang tengah mengobservasi.
“Kami belum punya konsep yang pasti karena kami mengikuti keputusan Jepang seperti apa. Mudah-mudahan dapat arahan semakin cepat pulang semakin baik. Tapi pulang dalam keadaan baik. Baik untuk dia dan baik untuk keluarganya, bukan memindahkan sumber penyakit, kita tidak boleh emosionil,” kata Yurianto.
Kejadian di pesiar Diamond Princess ini disebut serupa dengan di Wuhan. Kapal pesiar disebut merupakan epicentrum penyebaran karena sirkulasi udara terus berputar di dalam kapal.
Karena itu, kapal pesiar Diamond Princess langsung diamankan, tak boleh ada aktivitas menaikkan atau menurunkan penumpang, selain petugas kesehatan. Artinya kapal tersebut dengan segala isinya menjadi bagian yang diobservasi selama lebih 14 hari.
Kasus ini diakui cukup kompleks karena dalam waktu 14 hari ada yang positif Corona. Jumlahnya pun lebih dari 244 orang.
Yurianto mengatakan bila ditemukan orang baru yang positif virus Corona selama observasi, maka waktu 14 hari ini harus diulang kembali. "Ini yang menyebabkan cukup kompleks, kasus positifnya terus nambah karena siklusnya terus nambah,” kata dia.