TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Studi Konstitusi Andalas menilai kader PDIP Harun Masiku adalah kunci untuk membongkar skandal suap pergantian antarwaktu di Komisi Pemilihan Umum. Karenanya, Pusako menganggap ditangkapnya Harun amat penting untuk mengungkap kasus ini.
"Bagaimanapun keterangan Harun adalah keterangan kunci untuk menjelaskan ke mana proses suap menyuap berlabuh," kata Direktur Pusako, Feri Amsari saat dihubungi, Kamis, 13 Februari 2020.
Feri mengatakan penyidikan kasus ini memang masih bisa berlanjut meski Harun belum ditangkap. Namun, rentetan peristiwa penyuapan Komisioner KPU Wahyu Setiawan akan menjadi tidak utuh.
Feri mendorong agar KPK segera menangkap Harun. Keterangan dari Harun, kata dia, dapat mengungkap peran pihak lain yang terlibat di kasus ini.
Feri mengatakan posisi Harun di PDIP tidak cukup kuat untuk membuat partainya begitu memperjuangkannya menjadi anggota DPR. Ia menduga ada peran pihak lain yang lebih berkuasa. "Perintah ini tak mungkin dari Harun, pasti dari orang yang punya kompetensi untuk memastikan dia terpilih menjadi PAW."
Sebelumnya, KPK menyatakan penanganan kasus suap Wahyu tak akan terganggu meski Harun Masiku belum ditangkap. KPK kini fokus melengkapi berkas perkara ketiga tersangka lainnya terlebih dahulu.
“Sampai hari ini proses pemberkasan perkara tetap berjalan, sekali pun kemudian tersangka belum ditemukan," kata Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri di kantornya, Jakarta. Ali menuturkan KPK tidak hanya bergantung pada keterangan tersangka untuk melengkapi berkas perkara