TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri cs, tak serius mencari buronan kasus suap, Harun Masiku. Bukannya fokus mencari Harun, komisioner KPK malah terlalu sering safari ke institusi lain.
"Bukannya serius menangani perkara ini, akan tetapi justru malah terlalu sering safari ke beberapa lembaga negara," kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana saat dihubungi, Selasa, 11 Februari 2020.
Pimpinan KPK era Firli diketahui beberapa kali mengunjungi sejumlah lembaga, misalnya DPR, dan Kementerian PUPR. Sejak dilantik pada 20 Desember 2019, sudah tiga kali ia dan pimpinan lainnya bertemu politikus Senayan.
Kurnia mengatakan bahkan di saat genting seperti ini, Ketua KPK Firli Bahuri masih sempat memasak nasi goreng. Firli memasak nasi saat acara ramah tamah dengan wartawan di Gedung KPK, 21 Januari 2020. "Ketua KPK malah menunjukkan gimmick aneh dengan memasak nasi goreng di saat genting seperti ini," ujar dia.
ICW meminta pimpinan komisi antikorupsi harus bisa menjelaskan kepada publik mengenai tenggat waktu pencarian Harun. Harun tidak masih buron sejak KPK menggelar operasi tangkap tangan pada 8 Januari 2020. Keberadaannya sempat dideteksi di sekitar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Namun, penangkapan gagal lantaran para petugas KPK diduga dihalangi sejumlah polisi.
Kurnia mengatakan publik melihat pemimpin KPK tak serius menangani kasus ini. Tak cuma gagal menangkap Harun, KPK juga gagal menyegel ruangan di kantor DPP PDIP. "Pimpinan KPK gagal menjelaskan apa yang terjadi di PTIK dan kantor PDIP," kata dia.