TEMPO.CO, Kendari- Protes mewarnai hari pertama Kongres V Partai Amanat Nasional atau PAN di Kota Kendari, Senin, 10 Februari 2020. Kubu pasangan calon ketua umum-sekretaris jenderal, Mulfahri Harahap-Hanafi Rais, menuding calon ketua umum inkumben Zulkifli Hasan meggunakan cara-cara licik.
Menurut Ketua Dewan Pengurus Wilayah PAN Sulawesi Barat Asri Anaz, Zulkifli Hasan dan pendukungnya dengan sengaja melanggar mekanisme pendaftaran kongres. Ia menilai mekanisme pendaftaran tidak sesuai dengan keputusan yang sudah ditetapkan.
Asri berujar, dalam aturan SC, pendaftaran bagi voter dibuka Senin, 10 Februari, sejak pukul 8 pagi dan ditutup pukul 12 siang di hotel Claro. Namun para voter pendukung Zulkifli Hasan masih berada di Makassar.
Anehnya, kata dia, para pendukung Zulkifli sudah melakukan pendaftaran dan mengambil id card. Mereka juga telah mengambil kamar tanpa melalui pendaftaran, serta mendaftar tanpa memperlihatkan KTP dan kartu tanda anggota (KTA) PAN.
"Saya tanya ke panitia registrasi, mereka mengatakan ada yang mendaftar kemarin. Padahal mereka belum tiba di Kendari, masih di Makassar. Lalu pertanyaannya siapa yang mendaftar, padahal dikeputusan SC tidak boleh diwakili," kata Asri.
Asri menilai kongres PAN kali ini terburuk dari kongres-kongres sebelumnya. Alasannya, ketua panitia lokal yang juga Ketua PAN Sulawesi Tenggara Abdurrahman Shaleh, Ketua OC Eko Patrio, dan Ketua SC Edy Suparno tidak berada di arena kongres. "Padahal mereka penanggung jawab kegiatan," ucapnya.
Wakil Ketua DPW PAN Tual Niz Salim Sether juga memprotes pelaksanaan kongres. Sebab, dia dan 26 voter tidak bisa mendaftar. Ia menuntut agar pendaftaranya dihentikan. Namun dari pantauan Tempo, pendaftaran bagi peserta kongres sudah ditutup.
Sebelumnya Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais bersama tim pemenangan Mucfahri Harahap-Hanafi Rais tiba di Kendari, pada Sabtu malam pekan lalu. Dalam kongres kali ini Amien mendukung Mukfachri sebagai ketua umum. Selain Mulfachri dan Zulkifli Hasan, calon ketua umum lainnya ialah Asman Abnur dan Drajat Wibowo.
ROSNIAWANTI FIKRY