TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD membeberkan sejumlah kriteria awal terkait penentuan pulau isolasi penyakit menular. Salah satunya, adalah dekat dengan pangkalan militer.
"Ya tadi ada kriteria harus dekat pangkalan militer agar mudah evakuasi, dekat bandara udara. Itu saja tadi kriterianya," kata Mahfud saat ditemui usai rapat koordinasi terbatas membahas penentuan pulau isolasi khusus, di kantornya, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Februari 2020.
Mahfud mengatakan pertemuan ini adalah rapat pertama yang digelar. Karena itu, ia mengatakan isi pembahasan masih sebatas tukar pikiran antara kementerian dan lembaga terkait. Bahkan masih ada kemungkinan bahwa tempat khusus ini tak berada di pulau khusus.
"Tadi diskusi pendahuluan, apakah nanti akan di tempat khusus atau di pulau khusus atau di mana itu didiskusikan. Belum ada kesimpulan apa-apa," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan sebenarnya saat ini, Indonesia sudah memiliki tiga rumah sakit isolasi seperti itu. Di Jakarta ada di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, dan satu rumah sakit lain di Jakarta, serta satu rumah sakit di Semarang.
Langkah ini diambil sesuai perintah Presiden Joko Widodo saat rapat kabinet pada 4 Februari lalu. Pemerintah ingin mengantisipasi adanya penyakit menular seperti virus Corona, yang saat ini menyerang dunia. Salah satu alasan lain, adalah munculnya kekhawatiran dari masyarakat setempat jika observasi terhadap orang terdampak dilakukan di dekat pemukiman.
Hal ini berkaca dari penempatan lokasi karantina 237 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Cina, di Natuna. Masyarakat Natuna sempat kaget dan menolak kehadiran mereka karena khawatir ikut terpapar penyakit. Padahal pemerintah telah memastikan para WNI dalam keadaan sehat, dan langkah observasi hanyalah prosedur kesehatan semata.
"Itu antisipasi aja. Karena kita seperti kaget membawa banyak orang ke suatu tempat," kata Mahfud.
Lebih jauh, rencana ini ditujukan jika kasus semacam virus Corona terjadi lagi di masa depan. Selama ini, sejarah penyakit menular kerap ikut masuk ke Indonesia, mulai dari SARS hingga flu burung.