TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Imam Suroso mengaitkan demonstrasi warga Natuna terkait dengan politik menjelang pemilihan kepala daerah. Imam menyebut orang-orang yang berdemonstrasi tak sepenuhnya masyarakat Natuna.
"Di situ tidak murni semua masyarakat yang komplain saya yakin dia menggerakkan dibiayai," kata Imam saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Bupati dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Natuna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Februari 2020.
Imam mengatakan ia pun mendukung rencana Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal menggelar doa bersama untuk menyejukkan masyarakat.
Bupati Abdul Hamid Rizal mengatakan doa bersama ini dalam rangka menyejukkan masyarakat Natuna. Sebelumnya, masyarakat berdemonstrasi menolak daerahnya dijadikan lokasi karantina WNI dari Wuhan, Cina.
"Setan-setan bergentayangan menjelang pilkada, dia berstrategi, pencitraan. Bapak masih dipercaya menjabat, sejukkan (rakyat). Setan enggak ada urusan, yang penting target kita masuk," kata Imam.
Hal senada disampaikan anggota Komisi IX Nabil Haroen. Politikus PDIP itu juga menilai ada pihak yang memanfaatkan situasi di Natuna untuk memecah belah masyarakat dan pemerintah. Ia menganggap alasan penolakan warga tidaklah logis.
"Saya yakin ada yang mengadu domba masyarakat dan kita semua, karena bagi saya tidak logis menolak WNI yang sehat pulang ke Indonesia," kata Nabil di lokasi yang sama.
Sejumlah perwakilan masyarakat yang hadir bersama Bupati dan Ketua DPRD Natuna pun geram mendengar hal tersebut. Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Natuna, Fadhilah, mengatakan demonstrasi itu tak terkait politik, melainkan murni keresahan masyarakat.
Fadhilah juga mempertanyakan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang awalnya mengatakan akan menyambut WNI dari Wuhan dengan tangan kosong. Nyatanya, tenaga kesehatan yang menyambut menggunakan peralatan medis lengkap.
"Ini kan pembohongan (oleh Menkes). Hargai perjuangan kami untuk menjaga masyarakat kami," kata Fadhilah.
Salah satu rombongan yang datang bersama Bupati Natuna, Umar Natuna, juga memprotes demonstrasi itu dikaitkan dengan politik. "Saya ini PNS, kami berada di garda terdepan. Jangan dituduh ini politik. Ini keresahan kami, mengapa Natuna dipilih. Katanya sehat? Kok di Natuna diisolasi," kata Ketua STAI Natuna ini.