TEMPO.CO, Lamongan-Tiga mahasiswa Universitas Negeri Surabaya asal Kabupaten Lamongan masih terjebak di asrama Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Mereka mengaku mengalami kekurangan makanan. Selain karena tidak dibolehkan keluar rumah lantaran mewabahnya virus corona, juga suasana Tahun Baru Imlek di Wuhan membuat kebutuhan sehari-hari terbatas.
Tiga mahasiswa itu ialah Pramesti Ardita Cahyani dari Kecamatan Brondong, Ayu Winda dari Kecamatan Lamongan, serta Humaidi Said dari Kecamatan Solokuro. Ketiganya berkomunikasi jarak jauh dengan Bupati Lamongan Fadeli kantor bupati, Rabu, 29 Januari 2020.
Fadeli langsung menanyakan kondisi ketiganya, yang dijawab bahwa mereka dalam keadaan sehat. ”Alhamdulillah dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Humadi Said berujar Wuhan masih suasana Imlek, sehingga toko-toko masih tutup. ”Persediaan (makanan) ada tapi terbatas,” ujar mahasiswa S2 dari program beasiswa di sebuah perguruan tinggi di Wuhan.
Fadeli menyatakan siap membantu jika para mahasiswa tersebut kekurangan stok makanan. "Nanti kalau memang kekurangan kebutuhan, baik untuk makanan dan lain sebagainya, kalian (mahasiswa) bisa berkomunikasi dengan kami," ujarnya.
Fadeli juga meminta agar ketiganya tetap tenang. Karena Pemerintah Kabupaten Lamongan tengah mengupayakan untuk memulangkan mereka dari Wuhan. “Tentu kita berupaya,” imbuhnya.
Elly, orang tua Pramesti Ardita Cahyani, mengaku terus-menerus menghubungi anaknya. Menurut dia Ardita berada di asrama untuk dikarantina. ”Alhamdulillah anak saya sehat. Saya sering kontak, hampir tiap jam,”ujar dia.
SUJATMIKO