TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch menganggap ucapan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri soal pencarian Harun Masiku berlebihan. Menurut ICW, pernyataan Firli bahwa mencari Harun bak mencari jarum di tumpukan jerami semakin menunjukan KPK tidak mampu menangkap tersangka korupsi itu dalam waktu cepat.
"Pernyataan ini terlalu berlebihan dan semakin menunjukkan ketidakmampuan KPK dalam menangkap yang bersangkutan dalam waktu cepat," kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana lewat keterangan tertulis, Selasa, 28 Januari 2020.
Kurnia menganggap KPK harusnya bisa lebih mudah menangkap Harun karena tersangka penyuap Komisioner KPU Wahyu Setiawan ini telah berada di Indonesia. Ia mengingatkan KPK sebelumnya mampu menangkap mantan Bendahara Partai Demokrat yang sempat kabur ke Kolombia.
"Namun kenapa Harun yang jelas-jelas sudah di Indonesia saja tidak mampu segera diproses?" ujar dia.
Menurut Kurnia, KPK selama ini terkenal cepat dalam mengungkap sebuah perkara, bahkan sampai ke aktor intelektualnya. Namun di era Firli, kata dia, berbanding terbalik. "Proses penegakan hukum lambat dan ini akan berpotensi untuk menurunkan citra KPK di mata masyarakat," kata dia.
Sebelumnya, Firli mengatakan tidak mudah mencari Harun Masiku. Ia mengatakan pencarian itu ibarat mencari jarum dalam jerami. "Nyari orang itu enggak gampang memang ya, itu sama dengan cari jarum dalam sekam, oke," kata Firli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 27 Januari 2020.