TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Indonesia yang bermukim di Kota Wuhan, Cina, Hilyatu Millati Rusdiyah, pasrah soal wabah virus corona.
Dia tak mempermasalahkan jika Pemerintah Indonesia mengevakuasi pulang atau tidak.
Hilya merasa dilema juga jika harus pulang ke Tanah Air.
Perempuan 33 tahun asal Klaten, Jawa Tengah itu khawatir tetangganya bakal takut bila ia pulang.
Maklum virus Corona tengah menyebar di Wuhan meski dia tak terjangkit virus pneumonia tersebut.
"Saya yakin tetangga saya pada takut sama saya," kata dia saat dihubungi pada Ahad, 26 Januari 2020.
Hilya juga khawatir akan dikarantina setibanya di Indonesia.
"Mana baiknya saja menurut pemerintah," ucap mahasiswi Program S3 di School of Economic & Business Administration, Chongqing University itu.
Hilya adalah satu dari 93 mahasiswa Indonesia yang kini masih berada di Wuhan.
Mereka tak bisa keluar setelah Pemerintah Cina mengkarantina kota tersebut untuk mencegah penyebaran virus Corona sejak 23 Januari 2020.
Wuhan diduga pusat epidemik atau penyebaran virus Corona baru yang disebut 2019-nCoV.
Hilya mencerirakan sebenarnya dia sudah memesan tiket pulang ke Indonesia untuk Februari mendatang.
Suami dan satu orang anaknya telah lebih dulu pulang pada 9 Januari 2020.
Hilya mesti menetap lebih lama untuk mengurus keperluan registrasi kuliahnya.
Rencana pulang bertemu keluarga kandas gara-gara virus Corona mewabah di Wuhan.
Menurut Hilya sempat terjadi kepanikan penduduk ketika Pemerintah Cina memutuskan mengkarantina kota ini dan menyetop layanan transportasi umum.
Penduduk, kata dia, memborong makanan di supermarket.
Hilya menerangkan aksi borong tersebut juga dipicu menjelang perayaan Imlek yang jatuh pada 25 Januari 2020.