TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyimpulkan dua penyebab banjir di Bandung Selatan yang merendam ribuan rumah pada akhir pekan ini karena hujan berintensitas sedang dan meluapnya sungai akibat akumulasi air. Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan intensitas hujan pada dua hari yaitu 23 dan 24 Januari 2020 berkisar 16 hingga 41,7 milimeter per hari.
"Tergolong hujan ringan hingga sedang," ujar Tony, Ahad, 26 Januari 2020. Data itu berasal dari dua pos pemantauan di Baleendah dan Bandung.
Berdasarkan pola sebaran angin pada ketinggian 3000 kaki, wilayah Jawa Barat dilewati oleh daerah konvergen sehingga mendukung pasokan awan-awan hujan di wilayah Jawa Barat. Proses pertumbuhan awan hujan masih didukung adanya faktor uap air yang cukup basah dan masih ada pemanasan pada pagi hingga siang hari.
Kondisi itu menyebabkan peningkatan aktivitas pertumbuhan awan hujan konvektif dengan jenis Cumulus padat dan Cumulonimbus. "Dampaknya menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir serta angin kencang dalam durasi yang cukup lama," ujarnya lewat keterangan tertulis.
Analisis data hujan menunjukkan telah terjadi hujan berturut-turut dengan intensitas sedang yang diduga menyebabkan akumulasi aliran air dan meluapnya sungai sehingga terjadi banjir pada daerah dataran rendah.
Ketinggian permukaan air di Kecamatan Dayeuhkolot berkisar 10-170 sentimeter, Kecamatan Bojongsoang 10-150 cm, Kecamatan Baleendah 20-200 cm, Kecamatan Rancaekek 10-150 cm dan Kecamatan Majalaya 10-35 cm.
Sebanyak 11.659 hunian keluarga yang ditinggali 40.844 jiwa kebanjiran. BPBD Jabar mencatat 7.638 rumah terendam, begitu juga 13 sekolah, dan 32 tempat ibadah. Namun mayoritas warga bertahan di rumahnya.
Adapun yang mengungsi adalah korban banjir di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot sebanyak 208 kepala keluarga atau 695 jiwa, termasuk 51 orang lanjut usia, 39 balita, 3 orang ibu hamil, 5 ibu menyusui, dan seorang disabilitas.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Manajer Pusat Pengendalian Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Budi Budiman Wahyu mengatakan hingga Ahad pagi tercatat lima kecamatan yang terendam banjir. Selain meluas, jumlah ribuan rumah yang tergenang terus bertambah sejak Jumat lalu, 24 Januari 2020. "Ketinggian banjir berkisar 10 sentimeter hingga dua meter," ujarnya.
Banjir itu, kata Budi, akibat dari intensitas hujan yang tinggi hampir merata di wilayah Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung. "Lalu pasokan air lebih dominan dari sungai Citarum dan Cikapundung."
Petugas mengerahkan perahu karet 5 unit, 7 unit perahu fiber, 3 unit perahu alumunium, dua tenda peleton, kemudian losgistik mie instan 35 dus, air mineral 50 dus, selimut 78 lembar, paket sembako 50 paket
dan 59 lembar matras.