TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang atau Oso mengatakan partainya telah mengalami berbagai dinamika demokrasi. Namun saat ini, dia menyebut orang-orang yang menimbulkan gejolak di internal partai sudah hengkang dari Hanura.
"Para pencipta riak-riak politik yang mengganggu rumah tangga sekali pun telah hengkang dari partai ini," kata Oso dalam acara pengumuman struktur kepengurusan Hanura 2019-2024 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat malam, 25 Januari 2020.
Partai Hanura bergejolak dan terbelah menjadi dua antara kubu Wiranto dan kubu Oesman Sapta Odang. Kubu Wiranto kemudian dilanjutkan oleh Daryatmo sebagai ketua umum. Kubu Wiranto berkantor di DPP Hanura di Bambu Apus, Jakarta Timur, sedangkan kubu Oso berkantor di Gedung City Tower.
Meski begitu, Oso mengaku telah memaafkan pihak-pihak yang membuat gejolak di internal. "Sebagai warga yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa kita telah memaafkan mereka," ujar dia.
Oso juga berujar Hanura telah melakukan evaluasi internal, menerima kritik dan otokritik. Dia mengaku bangga akan hasil musyawarah nasional terakhir Hanura yang digelar Desember 2019 lalu.
"Kebanggaan saya bukan karena secara aklamasi terpilih menjadi ketua umum, bukan itu yang dibanggakan," kata Oso.
Mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah ini menyebut kebanggaannya lantaran Hanura berhasil melewati ujian politik. Dia mengklaim Hanura berhasil menjaga hati nurani--sesuai namanya--dan dewasa dalam politik.
"Sebagai kader Hanura, kita telah lulus dari ujian yang ada. Sudah tidak ada lagi politik menjegal teman seiring, apalagi politik menggunting dalam lipatan," ujar Oso.