TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan sepanjang sejarah di dunia, solusi militer tidak sepenuhnya mampu mengatasi konflik.
"Solusi militer dalam banyak kasus justru telah menyisakan rasa dendam yang pada gilirannya memicu konflik-konflik lanjutan," kata Ma'ruf saat menjadi pembicara kunci dalam Forum Eurasia Centrist Democrat International (CDI) di Yogyakarta, Jumat, 24 Januari 2020.
Ia mengaku prihatin bahwa di berbagai belahan dunia masih muncul konflik-konflik bersenjata yang tidak saja menelan korban nyawa tapi menyengsarakan jutaan umat manusia. Khususnya, kata dia, perempuan dan anak-anak. Selain itu, perang juga bisa menghancurkan peradaban.
Peradaban manusia saat ini, kata dia, menghadapi tantangan yang sangat serius karena pemahaman, sikap, dan tindakan yang tidak menghormati, bahkan mengingkari kesepakatan damai.
"Oleh karena itu, tugas kita semua yang cinta damai, cinta demokrasi, cinta kemajuan bersama, untuk memajukan kembali dialog serta membangun dan menjaga kesepakatan," kata Ma'ruf.
Forum Eurasia CDI yang berlangsung 23-25 Januari 2020 itu mempertemukan para pimpinan partai politik. Di sana mereka membahas peluang dan tantangan yang muncul dari bergulirnya pembentukan tata dunia baru yang kemungkinan akan menjadikan Eurasia—perpaduan Eropa dan Asia—menjadi satu "benua super" sebagai titik tumpunya.