TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan anggota Brigadir Mobil atau Brimob Kepolisian Daerah Sulawesi Barat mengamuk di lokasi wisata di Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Senin, 21 Januari 2020.
Mereka datang lengkap dengan senjata laras panjang. Bahkan anggota polisi itu sempat melepaskan tembakan berkali-kali ke udara.
Kepala Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Muhammad Said bercerita awal polisi datang mengamuk saat dimintai karcis masuk tempat wisata sebesar Rp 5 ribu. Kemudian seorang polisi itu tak mau membayar karcis sehingga ngamuk dan langsung memukul penjaga bernama Tamrin hingga luka bagian pelipis sebelah kanan.
“Tamrin sempat bilang ke polisi jangan begitu Pak, tapi polisi balas kamu kurang ajar,” kata Said menirukan perkataan Tamrin.
Padahal, kata Said, untuk masuk ke tempat itu memang diharuskan membayar Rp 5 ribu. Namun polisi tersebut enggan membayar saat masuk ke tempat itu. “Polisi datang mau masuk ke wisata karena kan disitu ada pos tapi polisi tak mau,” ujarnya.
Karena tak terima, menurut Said, polisi juga sempat memukuli Herman, warga setempat. Tak lama berselang, kemudian datang rombongan polisi lagi dengan mobil dinas Brimob.
Menanggapi persoalan itu, Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Brigadir Jenderal Baharuddin Djafar mengungkapkan polisi yang berkelahi dengan warga itu tengah dibawa ke kantor Polda Sulbar. Mereka dimintai keterangan penyebab terjadinya keributan di lokasi tersebut. “Saya bawa ke kantor dan telusuri apa penyebabnya,” kata dia.
Menurut informasi yang didapat Baharuddin, anggotanya dimintai beberapa kali karcis masuk sehingga terjadi perkelahian. Marahnya anggota Brimob lantaran masyarakat membentak polisi saat meminta karcis sehingga terjadi keributan.
Soal tembakan, kata Baharuddin, pihaknya juga masih mencari siapa polisi yang melepaskan tembakan ke udara. “Siapa yang menembak, kita juga periksa nanti,” ujarnya.
Kejadian tersebut juga terekam dalam video yang merekam puluhan anggota Brimob mengamuk sambil menunjuk warga yang ada di lokasi wisata. Mereka lengkap dengan senjata laras panjang dan melepaskan tembakan ke udara, sehingga warga berhambur berlarian. “Tiarap-tiarap,” teriak ibu-ibu yang membawa anak sambil berlari. “Bukan masyarakat mulai,” kata warga itu.