TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut kapal laut yang ditumpangi rombongan wartawan Istana Kepresidenan yang terbalik di Labuan Bajo, Manggarai Barat, diduga terbalik karena gelombang tinggi.
"Penyebab kejadian kemungkinan akibat gelombang tinggi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Januari 2020.
Agus mengatakan informasi ini didapat BPBD Kabupaten Manggarai Barat. Lokasi kapal tenggelam berdekatan dengan Pulau Bidadari Labuan Bajo. Dipastikan seluruh penumpang dan anak buah kapal selamat dari kejadian ini. "Saat ini BPBD sedang berkoordinasi dengan SAR dan instansi terkait lainnya," kata Agus.
Diketahui ada tujuh waratwan termasuk satu pegawai biro pers istana yang berada di dalam kapal. Mereka adalah Dyka dari SCTV, Edo dari TVRI, Kristo dari BeritaSatu, Desca Lidya dari Antara, Lisza dari Liputan6, Agus dari Vivanews, dan Nina Kompas.
Sementara itu, Desca Lidya dari Antara menuturkan kapal terbalik diduga akibat diterpa ombak kencang. "Tiba-tiba kenceng gitu ombak gede terus beneran kaya hitungan detik aja kebalik," ucap dia saat dihubungi.
Menurut Desca, penumpang kapal merupakan rombongan dari Istana Kepresidenan. Namun Presiden Jokowi sendiri saat kejadian sudah lebih dulu terbang kembali ke Jakarta.
Ia menuturkan sejumlah perlatan liputan milik wartawan hilang akibat peristiwa ini. "Benar-benar kebalik itu kapal. Terus tas gw dan isinya laptop dan dompet dan semua entah hilang atau gimana," katanya.
Saat ini, kata Desca, semua penumpang kapal sudah berhasil dievakuasi. "Udah di Plataran, di pantai," ujar dia.