TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengusulkan pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) untuk memperkuat pertahanan menyusul terjadinya ketegangan akibat masuknya kapal Cina di dekat perairan Natuna. Usul itu disampaikan Prabowo dalam rapat kerja dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat yang berlangsung tertutup.
"Kedaulatan itu memerlukan upaya khusus, bahwa kedaulatan dan kemerdekaan itu harus dipertahankan dan pertahanan itu butuh investasi. Kita tidak bisa serta merta punya pertahanan yang kuat," kata Prabowo seusai rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Januari 2020.
Namun Prabowo tak merinci lebih lanjut rencana itu. Dia juga tertawa saat ditanya minat Indonesia membeli 48 pesawat jet Dassault Rafale buatan Perancis.
"Itu mungkin harapan Perancis itu," kata mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini. Namun, Prabowo mengakui akan berkomunikasi lebih lanjut dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait rencana modernisasi alutsista ini.
Prabowo sebelumnya memang telah bersafari ke sejumlah negara, termasuk Perancis untuk menjajaki penguatan alutsista RI. Surat kabar lokal Perancis, La Tribune dan website defenseworld.net, melaporkan bahwa pemerintah Indonesia tertarik membeli 48 jet Dassault Rafale dan empat kapal selam Scorpene buatan Perancis.
Anggota Komisi I DPR Dave Laksono membenarkan penguatan alutsista menjadi pembahasan dalam rapat tertutup dengan Prabowo. Salah satu yang dibicarakan adalah rencana pembelian alutsista dari Denmark dan Perancis.
Menyangkut pembelian alutsista dari Denmark, kata Dave, pemerintah dan DPR masih membahas apakah langkah itu masuk dalam operasi TNI atau Badan Keamanan Laut. Namun, rencana itu sudah masuk dalam program Kementerian Pertahanan untuk memodernisasi dan memperkuat armada TNI.