TEMPO.CO, Makassar - Kepolisian Sektor Bajeng Kabupaten Gowa mengaku pihaknya masih melakukan pemantauan terhadap Harun Masiku, tersangka kasus dugaan suap terhadap Komisioner KPU Wahyu Setiawan. Polisi mendapat informasi jika Harun berada di rumahnya di Perumahan Bajeng Permai Blok J Nomor 7 Bajeng.
“Kami hanya memantau saja, tak berani apa-apa. Belum ada permintaan juga dari KPK sendiri,” kata Kepala Kepolisian Sektor Bajeng, Inspektur Satu Dimas Sunardi kepada Tempo, Ahad, 19 Januari 2020.
Saat ditanya apakah polisi pernah menyambangi rumah Harun, dia enggan menjelaskannya secara rinci. “Belum ada juga perintah dari Kapolri, pokoknya memantau sajalah,” kata Dimas singkat.
Sementara Kepala Lingkungan setempat, Sitakka mengatakan pernah ada aparat kepolisian yang datang ke perumahan pada Selasa, 14 Januari lalu. Namun mereka tak menemukan Harun. “Saya tidak tahu Harun Masiku karena tak pernah lihat orangnya,” ujarnya.
Sitakka mengakui bahwa dirinya belum pernah menyambangi rumah di Blok J Nomor 7. Alasannya, rumah tersebut selalu tertutup sehingga ia tidak mengetahui pasti penghuni di dalamnya. “Saya biasa ada di depan rumahnya saja,” kata dia.
Sumber Tempo sebelumnya mengungkapkan rumah Harun memang selalu terlihat sepi. Apalagi semenjak diketahui jika ada polisi yang pernah datang mencari Harun di kompleks itu. Padahal di dalam rumah itu disebut ramai, ada istrinya Hildawati Jamrin, mertua Harun dan tiga saudara Hilda.
Terakhir, Harun diketahui masih berada di Perumahan Bajeng pada Rabu, 15 Januari lalu. Meski rumah subsidi tipe 36, namun rumah itu dilengkapi kamera pemantau (CCTV).
Sebelum terlibat suap, Harun Masiku sekeluarga sempat liburan ke Kete Kesu, Kabupaten Tana Toraja pada 22 Desember 2019. Selanjutnya kembali ke Makassar pada 27 Desember dan Tahun Baru di salah satu hotel di Jalan Boulevard, Kota Makassar. Pada tanggal 5 Januari 2020, dia pun kembali ke Jakarta. “Memang sering ke Singapura sama istrinya karena kan dua-duanya punya paspor,” ujar warga Perumahan Bajeng itu.