TEMPO.CO, Jenewa - Komite Internasional Palang Merah atau ICRC menggelar jajak pendapat terhadap 16.000 anak muda milenial di 16 negara termasuk Indonesia mengenai perang. Survei dilaksanakan pada 1 Juni - 7 Oktober 2019.
Enam belas negara yang disurvei itu di antaranya adalah negara yang sedang berkonflik seperti Afghanistan, Ukraina, Kolombia, Nigeria, Israel, Palestina dan suriah.
Adapun survei juga dilakukan terhadap negara dalam kondisi damai seperti Indonesia, Malaysia, Prrancis, Rusia, Swiss, Inggris, Amerika Serikat, Meksiko dan Afrika Selatan.
Presiden ICRC, Peter Maurer, menjelaskan hasil survei di Indonesia. Sebanyak 69 persen milenial di Indonesia berpendapat perlu ada batas dalam perang dan konflik bersenjata.
"Meskipun 64 persen dari responden di Indonesia tidak pernah mendengar tentang Konvensi Jenewa, serangkaian instrumen hukum internasional yang mengatur pembatasan-pembatasan dalam perang," kata Maurer melalui siaran pers yang diterima Tempo pada Jumat, 17 Januari 2020.
Maurer menjelaskan meskipun 96 persen milenial yang disurvei di Indonesia tidak pernah mengalami perang atau konflik bersenjata secara langsung, 78 persen dari mereka berpendapat kombatan harus menghindari jatuhnya korban warga sipil meskipun mempersulit tercapainya tujuan militer.
Lebih lanjut dia mengatakan sebanyak 53 persen responden milenial di Indonesia meyakini tidak akan ada Perang Dunia III selama masa hidup mereka. "Sementara 47 persen dari responden global meyakini akan ada Perang Dunia III selama masa hidup mereka."
Adapun 77 persen responden Indonesia menyatakan mereka secara pribadi peduli pada penderitaan orang-orang yang menghadapi perang dan konflik bersenjata. "Lebih tinggi dari 70 persen responden global yang berpandangan serupa," begitu dilansir survei ICRC.
HALIDA BUNGA FISANDRA