TEMPO.CO, Jakarta - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf mengikuti forum Inisiatif Agama-agama Ibrahim (Abrahamic Faiths Initiative) yang digelar di Vatikan sejak Selasa, 14 Januari 2020. Acara ini bakal berlangsung sampai 17 Januari 2020.
Gus Yahya, sapaan akrab Katib Aam PBNU, mengatakan rombongan peserta juga sempat bertemu dengan Paus Fransiskus. "Dalam masalah apa pun yang dihadapi, hendaknya semua masalah mesti dikembalikan ke akar keberadaan manusia, yaitu sesama saudara," kata Gus Yahya lewat siaran pers pada Kamis, 16 Januari 2020, mengutip ucapan Paus Fransiskus.
Dalam kesempatan itu, kata Gus Yahya, Pastur Bob Roberts asal Amarika mengatakan kepada Paus tentang dukungan terhadap “Piagam Persaudaraan Kemanusiaan”. Piagam ini diteken antara Paus Fransiskus dan Tetua Agung Al Azhar, Syaikh Ahmad Al Tayeb, di Abu Dhabi pada Februari 2019.
"Diskusi yang digelar sejak pagi hingga sore seharian, di Gregorian University, Roma mengerucutkan sikap dan langkah bersama dalam menghadapi kemelut kemanusiaan dewasa ini, yang sangat kental diwarnai oleh konflik antarkelompok agama," kata Gus Yahya.
Gus Yahya mengatakan, Sam Brownback, Duta Besar Amerika Serikat Untuk Kebebasan Beragama, menyampaikan keprihatinan yang mendalam, jika konflik antaragama ini dibiarkan. Sebab, kata dia, konflik ini akan berujung saling membunuh.
Reverand Thomas Johnson dari World Evangelical Alliance menekankan bahwa deklarasi saja tidak cukup, karena belum tentu banyak orang mau sungguh-sungguh membaca dan mempelajarinya.
Gus Yahya mengatakan siapapun yang membuat deklarasi harus siap menyusun langkah-langkah strategis. Dia mencontohkan kiprah Nahdlatul Ulama dalam membangun strategi transformatif melalui aktivitas sosial, yaitu melakukan pelayanan bagi masyarakat dalam arti luas, termasuk melindungi hak-hak kelompok minoritas.
Sedangkan Sam Brownback bahkan mengucapkan terima kasih terhadap apa yang telah dilakukan Nahdlatul Ulama selama ini dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.