TEMPO.CO, Jakarta - Kubu pendukung Bambang Soesatyo memprotes struktur kepengurusan baru yang dibentuk Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Struktur itu dinilai belum mengakomodasi para pendukung Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu.
Politikus senior Partai Golkar, Ahmadi Noor Supit mengatakan secara hukum memang struktur anyar itu sah saja. Namun dia menyinggung pula komitmen Airlangga merangkul pendukung Bambang, agar rivalnya itu mundur dari pencalonan ketua umum Golkar.
"Kalau dilihat dari sisi komitmen, Bambang mundur karena tidak ingin terjadi perpecahan di Partai Golkar," kata Supit ketika dihubungi, Kamis, 16 Januari 2020. Kemudian ada komitmen bahwa orang-orangnya Bambang dan faksi-faksi lain akan diakomodir.
Menurut Supit, Airlangga awalnya sepakat melibatkan pendukung Bambang dalam formatur kepengurusan. Namun komitmen itu tidak ditepati hingga struktur baru Golkar diumumkan kemarin.
Hanya sedikit nama loyalis Bambang yang ada dalam struktur itu. Di antaranya Misbakhun, Elvis Junaedi, Nusron Wahid, dan Robert Jopie Kardinal.
Airlangga sebelumnya mengklaim penyusunan strukrur baru Golkar sudah memperhitungkan berbagai macam aspek di antaranya aspek fungsional, profesionalisme, dan asas meritrokrasi. "Kepengurusan ini sudah memperhatikan Undang-Undang Partai Politik dengan ketentuan pengurus perempuan sebesar minimal 30 persen," ujar Airlangga lewat keterangan tertulis, Rabu, 15 Januari 2020.
Airlangga juga mengklaim kepengurusannya inklusif, sudah mengakomodir semua elemen. “Baik perempuan, millenial dan dari unsur-unsur yang lain.”
BUDIARTI UTAMI PUTRI | DEWI NURITA