2. Heru Hidayat
Heru merupakan Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera (TRAM). Dilansir dari Laporan Majalah Tempo, Heru terseret dalam pusaran kasus Jiwasraya lantaran perusahaan asuransi pelat merah itu banyak berinvestasi di produk keuangan berisiko tinggi. Investasi untuk mengejar pasokan likuiditas pada awal 2014 itu salah satunya dilakukan dengan membeli saham dan reksa dana saham TRAM.
Berdasarkan laporan kepemilikan efek di atas 5 persen yang dirilis PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Jiwasraya mengantongi 5,37 persen saham TRAM dengan total investasi sekitar Rp 760 miliar pada Mei 2013. Harga saham TRAM saat itu masih berkisar Rp 1.300 per lembar. Kemudian, per 7 April 2014, laporan KSEI menyatakan kepemilikan Jiwasraya atas saham TRAM naik menjadi 5,87 persen atau senilai Rp 571,4 miliar.
Saham TRAM pernah berada di posisi tertinggi Rp 1.885 pada Mei 2014. Tapi saat itu sebetulnya perusahaan pelayaran yang dulu bernama PT Trada Maritime tersebut belum terlepas dari utang seusai kebakaran tanker FSO Lentera pada 2011.
Peristiwa itu menurunkan aset tetap perusahaan sepanjang 2012-2014. Tak lama berselang, pada 6 Juni 2014, Bursa Efek Indonesia menghentikan perdagangan saham TRAM untuk mencegah transaksi tidak wajar setelah munculnya kabar penyelundupan minyak oleh kapal TRAM.
Seorang pejabat Bursa Efek Indonesia yang mengetahui suspensi ini mengungkapkan, perusahaan yang dikendalikan Heru Hidayat itu terlambat memberikan informasi keterbukaan kepada publik.
Suspensi kembali dilakukan hingga November menyusul pemberitaan gagal bayar utang. Rasio utang terhadap modal perusahaan menyentuh 211 persen dari sebelumnya 150 persen. Harga saham TRAM terjun bebas hingga mencapai Rp 248 per lembar per 1 Desember 2014. Investasi Jiwasraya terjebak di dalamnya.
Heru mengaku dirinya telah menjelaskan seluruh perkara dugaan tindak pidana korupsi PT Asuransi Jiwasraya ke tim penyidik. Heru menyebutkan dirinya hanya dijadikan kambing hitam oleh seseorang dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara Rp 13,7 triliun itu.
"Iya, saya hanya korban di sini. Semua sudah saya jelaskan," tuturnya, Selasa, 14 Januari 2020.