TEMPO.CO, Jakarta-Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin menanggapi ucapan anggota Fraksi Partai Gerindra Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon soal sengketa di perairan Natuna antara Indonesia dan Cina.
Sebelumnya Fadli Zon menilai kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi harus berdampak pada keberadaan kapal-kapal asing di Natuna. Fadli berujar kunjungan Jokowi tidak memberikan efek gentar, hal itu justru bisa menurunkan wibawa negara Republik Indonesia.
"Semakin anda menyerang pemerintah, semakin anda terlihat tidak berwibawa Fadli. Pertama, karena Gerindra, Ketua Umum (Prabowo Subianto) dan Mas Edhi Prabowo itu sudah ada di pemerintah, jadi pakai otak yang sehat kira-kira yang normal. Sebagai anggota yang terhormat, pakai narasi dan isi yang terhormat supaya benar-benar terhormat," kata Ngabalin di Jakarta Pusat pada Minggu 12 Januari 2020.
Menurut Ngabalin tak semua hal antaranegara mesti diselesaikan dengan perang. Orang yang berwibawa, dan kehadiran negara, kata dia, mesri hadir di tengah masyarakat. "Kehadiran Bapak Presiden itu artinya memberikan pesan kepada Cina atau siapa saja yang coba-coba mengatur Republik Indonesia," ucap Ngabalin.
Ngabalin menegaskan persoalan Natuna merupakan persoalan batas wilayah dan kedaulatan Negara Republik Indonesia yang menjadi taruhannya. Maka, kehadiran Presiden Jokowi di Natuna merupakan pesan terhadap rakyat Indonesia bahwa Natuna meruoakan wilayah kedaulatan Indonesia. "Itu saja pesannya, daripada nanti anggota parlemen datang kemari aja enggak berani," ujarnya.
HALIDA BUNGA FISANDRA