TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Riezky Aprilia menolak berkomentar soal dirinya yang disebut-sebut akan digantikan dengan Harun Masiku melalui mekanisme pergantian antarwaktu (PAW). "Saya enggak tahu apa-apa. Saya baru pulang reses," kata Riezky di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Januari 2020.
Polemik PAW ini berujung pada penangkapan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun, Riezky terus berusaha menghindari wartawan. Dia mengaku bukannya tak ingin menanggapi, tetapi karena memang tak tahu apa-apa. "Saya enggak ngerti apa-apa. Dan saya prinsipnya saya ikut perintah partai," ujar dia.
Riezky juga yakin partainya demokratis dan profesional sehingga tak akan menjegalnya dari kursi anggota DPR.
KPK sebelumnya menangkap dan menetapkan komisioner KPU Wahyu Setiawan sebagai tersangka suap. Wahyu diduga memfasilitasi permintaan PAW untuk mengganti Riezky dengan Harun Masiku dengan biaya operasional senilai Rp 900 juta. Dari uang yang dijanjikan itu, Wahyu telah menerima Rp 600 juta.
Riezky dan Harun sebelumnya maju pemilihan legislatif 2019 dari daerah pemilihan Sumatera Selatan I. Informasi yang diperoleh Tempo, PDIP menginginkan Harun Masiku menggantikan Nazarudin di DPR. Padahal sebelumnya, KPU memutuskan Riezky yang menggantikan Nazarudin melenggang ke Senayan. KPU beralasan Riezky pemilik suara terbanyak setelah almarhum Nazarudin.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | FRANCISCA CHRISTY ROSANA