TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyatakan dana desa boleh digunakan untuk biaya tanggap darurat bencana. Sebab, kata dia, banyak desa yang terkena musibah di musim hujan ini. Menurutnya sebanyak 50 ribu desa berpotensi terkena bencana.
"Untuk dana desa, karena kesadaran adanya 50 ribu desa yang bisa terdampak atau rawan bencana menurut BNPB, maka regulasinya dana desa bisa digunakan untuk tanggap darurat bencana," Abdul Halim saat meluncurkan sanggar inovasi desa 'BUMDES Panggung Lestari' di Desa Panggungharjo, Bantul, Ahad, 5 Januari 2019.
Halim menuturkan bencana banjir beberapa hari lalu memang melanda sejumlah desa di Bogor dan Banten. Namun penanganan sudah baik. Ia berharap tidak banya desa yang terkena bencana.
Pemerintah, kata Halim, telah berupaya menanggulangi dampaknya dengan menyiapkan regulasi kebencanaan. Bahkan dibuat regulasi penggunaan dana desa untuk biaya tanggap darurat bencana alam. Ia menegaskan dana desa bisa digunakan utamanya untuk penyelamatan warga.
"Ini yang penting (penyelamatan warga) ya. Bencana apa pun, di mana pun, sesuai dengan seruan Bapak Presiden, pertama yang dilakukan adalah penyelamatan warga," kaya politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Abdul Halim Iskandar mengakui hingga kini masih ada desa yang terisolir akibat banjir. Namun jumlah desa yang masih terisolir tidak begitu banyak. "Masih, masih (masih ada desa terisolir akibat banjir), tapi nggak banyak. Sampai dengan kemarin di Banten itu saja, di Lebak," kata Halim