TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii memiliki kenangan mendalam tentang almarhum Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas.
Yunahas Ilyas wafat di Yogyakarta pada Kamis lalu, 2 Januari 2020. Dia menjabat Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih, Tajdid, dan Tabligh serta Wakil Ketua Umum MUI Pusat periode 2015-2020.
“Dia (Yunahar Ilyas) seorang alim yang tak pernah mau istirahat. Walau sakit, masih saja beraktivitas ke mana-mana,” ujar Buya Syafii setelah pemakaman hari ini, Jumat, 3 Januari 2020.
Menurut diia, Yunahar adalah kyai yang mengajar tafsir dan banyak menulis buku. Sebagai ulama, Yunahar pengusung paham Islam jalan tengah atau Islam Wasathiyah.
“Sebagai kader Muhammadiyah mengusung Islam tengah, Islam Wasathiyah. Itu penting untuk Indonesia masa depan," ujarnya. "Tidak ekstrim ke kanan, tidak juga ekstrem kiri. Tapi di tengah untuk menjadi wasit peradaban."
Buya Syafii menilai setelah Yunahar Ilyas berpulang, Muhammadiyah kehilangan dua tokoh dalam waktu yang singkat. Bachtiar Effendi kebih dahulu wafat di usia 61 tahun, sedangkan Yunahar 63 tahun.
Bahtiar Effendy, sebelumnya Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan Luar Negeri, wafat pada 21 November 2019.
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas melihat Yunahar Ilyas sosok dengan karakter yang terbentuk dengan baik sejak muda sebagai ulama yang bisa menjaga martabat.
Itu sebabnya, menurut Busyro, pendidikan ulama modern dan berkemajuan tidak hanya terbatas pada dunia fiqih. Tetapi juga memahami bidang-bidang yang memberikan pencerahan di bidang ekonomi, sosial, politik, hukum, HAM, dan lingkungan.