TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta Pemerintah Daerah tegas mengarahkan penduduk yang bermukim di daerah aliran sungai agar dapat segera meninggalkan rumah untuk mengantisipasi banjir. Hal ini dikatakan Doni mengingat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa cuaca ekstrem dengan intensitas curah hujan yang tinggi masih akan terjadi pada 2-10 Januari 2020 di Jabodetabek.
"Masyarakat yang ada di aliran sungai kalau bisa jangan berada di rumah dulu," kata Doni dalam Rapat Koordinasi Banjir Jabotabek di Kantor BNPB, Jakarta Timur pada Kamis 2 Januari 2020.
Doni menjelaskan, berdasarkan pengalaman bencana banjir di Konawe, masyarakat bisa selamat karena Bupati, Kepala Dinas, Camat dan Kepala Desa memaksa penduduknya untuk mengungsi. "Sehingga, ketika air bah datang rumahnya hanyut, korbannya tidak ada." Pemimpin daerah diminta untuk mengingatkan masyarakat. "Harta penting, tapi nyawa lebih penting."
Masyarakat yang bermukim di dataran rendah atau kawasan bekas situ yang ditimbun, hingga daerah urukan penimbunan diminta untuk mewaspadai banjir. "Tolong diwaspadai karena air itu mencari tempatnya semula. Jadi tolong diwaspadai."
Hujan di daerah hulu, kata Doni, kini lebih cepat turun hilir. Hal itu dikarenakan daerah kawasan serapan kini berubah jadi perkebunan dan pertanian yang di bawahnya berlapis terpal. "Nyaris enggak ada resapan air ke tanah. Begitu hujan turun ya limpasannya hampir 100 persen turun ke sungai dan ini mempercepat air masuk ke tempat lebih rendah."