TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengangkat lima orang Asisten Khusus per tanggal 6 Desember 2019. Berdasarkan salinan Keputusan Menhan Nomor: Kep/1869/M/XII/2019 tentang Pengangkatan Asisten Khusus Menhan yang diperoleh Tempo, terdapat lima orang yang bertugas mendampingi Prabowo.
Mereka adalah mantan Wakil Menhan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Sekretaris Menko Polhukam Letjen (Purn) Hotmangaradja Pandjaitan, eks Irjen Kemhan Laksdya (Purn) Didit Herdiawan, eks Komandan Tim Mawar Kopassus Mayjen (Purn) Chairawan Kadarsyah Kadirussalam Nusyirwan, dan mantan Staf Khusus KSAU Marsda (Purn) Bonar H Hutagaol.
"Dalam rangka mendukung kelancaran tugas-tugas Menteri Pertahanan, perlu menetapkan keputusan Menteri Pertahanan tentang pengangkatan sebagai Asisten Khusus Menteri Pertahanan," demikian bunyi keputusan tersebut, seperti dikutip Tempo, Rabu, 1 Januari 2020.
Lalu seperti apa latar belakang mereka? Berikut profil singkatnya:
1. Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin
Sjafrie adalah kawan Prabowo sesama taruna Akabri Darat di Lembah Tidar Magelang. Syafrie masuk pada 1971, sementara Prabowo setahun sebelumnya. Namun, Sjafrie dan Prabowo lulus berbarengan pada 1974.
Lulus dari akademi, Sjafrie lama berkarier di Kopassus. Dia pernah bertugas sebagai pengaman Presiden Soeharto, yang kala itu adalah mertua dari Prabowo Subianto. Pada 1995, adalah tahun terakhir Sjafrie sebagai komandan Grup A Paspampres.
Setelah itu, karir Syafrie makin moncer. Dia diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jakarta Raya pada 1996, dan tahun berikutnya menjadi Panglima Kodam Jaya. Jabatan itu tetap dipegangnya hingga Jakarta dilanda kerusuhan pada 1998.
Di masa Presiden Habibie, karier Sjafrie meredup. Di masa Presiden SBY, Sjafrie pernah dijadikan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan lalu Wakil Menteri Pertahanan.
2. Letjen (Purn) Hotmangaradja Pandjaitan
Pria berusia 66 tahun ini merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi TNI-AD. Hotmangaraja merupakan putra dari Pahlawan Revolusi, Mayjen TNI Anumerta D.I. Pandjaitan.
Ia berasal dari kesatuan Infanteri Baret Merah (Kopassus) angkatan 1977. Ia menjadi Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Andorra dan Monao serta UNESCO pada periode 2014-2019. Jabatan terakhirnya adalah Sesmenko Polhukam RI
dengan pangkat Letnan Jenderal TNI.
3. Laksdya (Purn) Didit Herdiawan
Pria berusia 58 tahun ini adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI-AL yang terakhir menjabat sebagai Irjen Kemenhan RI. Didit merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-29 tahun 1984.
Karier Didit moncer sejak menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2004-2009. Selanjutnya sejumlah jabatan penting pernah dipegangnya di antaranya; Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Barat tahun 2009, kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat tahun 2010, Panglima Komando Lintas Laut Militer tahun 2010, Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat tahun 2011, Asisten Operasi Kasal tahun 2012, dan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut pada tahun 2013.
Pada 2015, Didit Herdiawan menjabat Kepala Staf Umum (Kasum) TNI. Terbilang cukup lama di posisi ini, Didit kemudian diangkat menjadi Irjen Kemenhan pada 2019 oleh Ryamizard Ryacudu. Di masa kepemimpinan Prabowo, Didit diangkat menjadi asisten khusus.
4. Mayjen TNI (Purn) Chairawan Nusyirwan
Pria bernama lengkap Chairawan Kadarsyah Kadirussalam Nusyirwan ini merupakan eks Komandan Tim Mawar. Majalah Tempo edisi 1998 menulis, menurut dakwaan dalam persidangan Tim Mawar pada 1998 di Pengadilan Militer Jakarta, tim ini dibentuk oleh Mayor Bambang Kristiono pada Juli 1997.
Target tim ini adalah memburu dan menangkapi aktivis yang dianggap radikal. Sebanyak 22 aktivis diculik. Sembilan orang kembali dalam keadaan hidup, sedangkan 13 lainnya hilang hingga saat ini.
Setelah kasus ini disidang, Mahkamah Militer Tinggi II-08 Jakarta menghukum Bambang 22 bulan penjara dan memecatnya sebagai anggota TNI. Adapun Chairawan sebagai Komandan Grup 4 Sandi Yudha Kopassus, dicopot dari jabatannya. Dia dianggap ikut bertanggung jawab karena anggota Tim Mawar berasal dari Grup 4 Kopassus.
Karier Chairawan justru makin melesat setelah pemecatan itu. Ia banyak berkiprah di dunia intelijen. Sempat menjadi Kepala Pos BIN Wilayah Aceh, terakhir dia menjabat staf ahli Panglima Tentara Nasional Indonesia dan pensiun dengan pangkat mayor jenderal.
5. Marsda (Purn) Bonar H. Hutagaol
Pria berusia 58 tahun ini adalah seorang purnawirawan perwira tinggi perwira tinggi TNI-AU yang terakhir menjabat sebagai Staf Khusus KSAU.
Bonar merupakan Alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1984. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Pa. Sahli Tk.III Bid. Ekkudag Panglima TNI.