TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Argo Yuwono mengatakan wajah penyerang Novel Baswedan tidak bisa disamakan dengan sketsa yang Polri rilis pada saat proses penyelidikan.
“Sketsa wajah itu dari siapa? Sketsa itu dari saksi. Sampeyan kalau lihat orang digambarkan inget gak? Itu yang digambarkan di situ,” ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jumat 27 Desember 2019.
Polisi pernah dua kali menyebar sketsa penyerang Novel. Total, ada tiga sketsa yang pernah dikeluarkan polisi.
Sketsa pertama ditunjukkan oleh mantan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian pada 31 Juli 2017. Dia mengatakan sketsa yang selesai dibuat dua hari lalu itu didapat setelah mendengar keterangan seorang saksi yang melihat terduga sebelum peristiwa terjadi.
"Diduga dia adalah pengendara sepeda motor penyerang," kata Tito Karnavian di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 31 Juli 2017. Menurut dia, saksi melihat ada sosok orang yang mencurigakan sebelum penyerangan kepada Novel Baswedan terjadi.
Dari pengamatan saksi, terduga diperkirakan memiliki tinggi badan sekitar 170 centimeter dengan ciri-ciri fisik kulit hitam, rambut keriting, dan berbadan ramping.
Bila dibandingkan Tito menilai ciri-ciri tersebut berbeda dengan orang-orang yang sudah diperiksa oleh penyidik, yaitu M, H, satu anggota Polri, dan Lestaluhu. "Saksi menyatakan negatif dan alibinya mereka tidak ada di TKP," kata Tito.
Sketsa kedua ditampilkan polisi saat bertemu KPK pada 24 November 2017. Kala itu, Kepolisian Daerah Metro Jaya menunjukkan dua sketsa wajah terduga pelaku penyerang Novel Baswedan di Gedung KPK.
FIKRI ARIGI