TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga di Jalur Puncak II, tepatnya di perbatasan Desa Sukanagalih dan Desa Palasari, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat, menguruk sendiri jalur alternatif Cianjur-Bogor karena kondisinya rusak berat, Senin 23 Desember 2019. Bahkan, mereka sempat menutup jalur saat sedang melakukan aksi pengurukan.
Iswar Hamdani, 26 tahun, warga Desa Palasari, mengatakan, aksi yang dilakukan tersebut merupakan bentuk protes kepada pemerintah karena akses Jalur Puncak II yang berlokasi di Desa Palasari dan Desa Sukanagalih hingga saat ini tak kunjung diperbaiki.
"Aksi ini bentuk protes kami dari warga, karena akses jalan ini merupakan Jalur Puncak II. Tak jarang pengguna sepeda motor mengalami kecelakaan karena kondisinya rusak parah," kata Iswar di lokasi di Kampung Cinengah, Desa Sukanagalih, Senin 23 Desember 2019.
Iswar mengatakan, dia bersama warga lainnya berinisiatif untuk memperbaiki dengan cara membeli material batu dan pasir untuk menguruk lubang-lubang di jalan sepanjang kurang lebih 250 meter.
"Kalau bukan sama kita mau sama siapa lagi, karena hingga saat ini tak juga ada perbaikan dari pemerintah," kata dia.
Deni Yunandar, 39 tahun, warga Desa Batulawang mengatakan bahwa dia bersama warga lainnya sudah beberapa kali mendatangi kantor pemerintahan desa namun tak kunjung ada tindak lanjut.
"Sebetulnya kami sudah beberapa kali mencoba datang ke kantor pemerintahan desa, tapi hingga saat ini tak juga ada tindakan," terangnya.
Menurutnya, hal tersebut sama sekali tidak ada unsur politik. "Aksi ini murni dan spontan dari warga yang tergabung di 3 desa, yakni Desa Batulawang dan Palasari di Kecamatan Cipanas dan Desa Sukanagalih di Kecamatan Pacet," tuturnya.