3. Dituduh Jual Partai
Wiranto juga curhat ihwal kekesalannya karena pernah dituduh menjual partai dengan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Oso pada 2016. Ketika itu, Wiranto mundur dari ketua umum partai karena ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menkopolhukam.
"Tapi yang timbul, isu Pak wiranto jual partai, dapat duit Rp 200 Miliar. Saya katakan di sini, demi Allah tidak sepeser pun menerima duit itu. Bahkan, saya melarang minta uang dari Pak Oso untuk Munaslub," ujar Wiranto.
4. Dituduh Biang Kerok Hanura Tak Lolos Parlemen
Wiranto juga merasa kesal karena Oso pernah menudingnya penyebab Hanura gagal lolos ke parlemen.
"Partai ini ikut pemilu dalam keadaan tidak kompak, kemudian hasilnya memang mengecewakan. Bagaimana saya bisa dituduh membuat kalah? Bagaimana mungkin saya pendiri partai, ingin menghancurkan partai?" ujar Wiranto.
"Saya bahkan dituduh menggunakan dana partai, ini lucu. Saya 10 tahun membesarkan partai ini dari nol. Saya membiayai partai pakai uang pribadi selama dua kali pemilu," lanjut dia.
Tak tahan dengan berbagai tudingan dan desakan tersebut, Wiranto mundur dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Pembina. "Ini yang harus saya jernihkan agar tidak timbul narasi Wiranto dipecat gara-gara mengkhianati partai. Jangan diputar-putar. Saya mundur, tapi saya akan tetap berjuang agar partai ini tetap dihormati dan menjadi bagian proses demokrasi ini. Saya tidak bisa berpisah total dari Hanura," ujar dia.