TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Reserse Kriminal atau Kabareskrim Polri Inspektur Jenderal Listyo Sigit Prabowo membagikan momen-momen nostalgianya saat ditawari menjadi ajudan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Listyo mengatakan tawaran itu diutarakan Jokowi berbarengan kala ia hendak meminta restu menempuh sekolah staf dan pimpinan tinggi Polri.
“Satu bulan saya sekolah, saya minta doa restu beliau (Jokowi). Kemudian (Jokowi) menawarkan untuk menjadi ajudan,” ujar Listyo dalam kepada Majalah Tempo, Jumat, 12 Desember 2019.
Listyo lantas menerima tawaran itu. Namun, ia harus menjalani rangkaian tes. Tes pertama ia ikuti bersama tiga perwira menengah lainnya. Dalam tes itu, ia bertemu dengan koleganya seangkatan, yakni Agus Suryonugroho. Agus kala itu menjabat sebagai Kepala Bidang Hukum Polda Kalimantan Timur.
Dalam seleksi pertama, Listyo mengakui namanya tidak terdaftar. “Saya enggak tahu lulus atau enggak,” ucapnya. Ia lantas menjalani seleksi kedua. Dalam tes itu, ia lolos dan berhasil menjadi ajudan Jokowi. Listyo lalu menyatakan kebungahannya.
Relasi Listyo dan Jokowi terhitung dekat. Perwira lulusan Akademi Kepolisian 1991 itu mulai dekat dengan Jokowi saat menjadi Kepala Kepolisian Resor Kota Solo pada 2011. Kala itu, Jokowi menjabat sebagai wali kota.
Kedekatan keduanya terbangun dalam peristiwa yang mengguncang Solo pada September 2011, yakni bom bunuh diri di halaman Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton. Bom itu meledak hanya berselang lima bulan setelah Listyo dilantik.
Peristiwa bom itu cukup memukul karena tiga hari kemudian, Solo mesti menjadi tuan rumah Asian Parliamentary Assembly atau Majelis Parlemen Asia. Pada saat yang sama, Jokowi sedang gencar mempromosikan Solo sebagai destinasi wisata.
Listyo lalu meyakinkan bahwa Solo akan aman. Ia lalu bergerak mengamankan acara internasional itu dengan memulihkan kepercayaan wisatawan, jua pendatang.
Kedekatan Listyo dan Jokowi tidak berhenti di Solo. Kala Jokowi menjabat sebagai Presiden RI, Listyo diloloskan sebagai ajudan Jokowi. Dia menjadi ajudan paling senior karena ajudan lain berasal dari TNI angkatan 1993, sedangkan Listyo angkatan 1991.
Berselang dua tahun menyandang tugas sebagai ajudan presiden Jokowi, Listyo dipromosikan menjadi Kepala Polda Banten. Saat menjadi Kapolda Banten, hubungan Listyo dan Jokowi masih tampil hangat. Dalam sebuah kesempatan, Listyo membawa para ulama Banten bertemu dengan Presiden RI.
Baru-baru ini, Listyo diduga menjadi penengah antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. Pagi sebelum partai pohon beringin mengadakan Musyawarah Nasional Golkar, Listyo diundang sarapan bagi bersama kedua kubu itu. Belakangan, Airlangga membenarkan kedatangan Listyo. Namun ia menyebut keberadaan Listyo tak terlampau signifikan.
Listyo resmi dilantik pada Senin, 16 Desember 2019. Ia mengisi kursi lowong setelah pejabat sebelumnya, Idham Azis, ditarik menjadi Kapolri. Sebagai pejaba Bareskrim yang baru, ia mematok target kerja. Utamanya mengevaluasi reserse dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MAJALAH TEMPO