TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pihak menilai aroma Istana begitu kuat dalam musyawarah nasional (Munas) Golkar yang memenangkan Airlangga Hartarto secara aklamasi, setelah Bambang Soesatyo mundur teratur.
Belakangan, diketahui Istana ikut mengirim delegasi untuk menengahi dua kubu, menjelang pembukaan Munas digelar di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, pada Selasa, 3 Desember 2019. Utusan itu adalah Inspektur Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Sigit mantan ajudan Presiden Jokowi. Hari itu, Sigit masih menjabat Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian RI. Jumat pekan lalu, mantan Kepala Kepolisian Daerah Banten ini naik pangkat menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Polri dengan tiga bintang di pundak.
Sigit turut andil dalam pertemuan dua kubu di Restoran Le Quartier, Kebayoran Baru, Jakarta pada Selasa. Airlangga membenarkan kehadiran Sigit dalam pertemuan itu. "Tapi, kehadirannya tidak signifikan," ujar Airlangga seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 9-15 Desember 2019.
Dalam pertemuan itu, masing-masing kubu membawa dua loyalis. Airlangga membawa Agus Gumiwang Kartasasmita dan Azis Syamsuddin, sementara Bambang Soesatyo membawa Nusron Wahid dan Ahmadi Noor Supit.
Berbeda dengan keterangan Airlangga, Supit mengatakan kehadiran pihak ketiga di Le Quartier membuat kesepakatan kedua kubu menjadi lebih kuat. Alasannya? "Silakan terjemahkan sendiri," ujar Supit.
Dalam pertemuan itu, terjadi negosiasi mengenai posisi pendukung Bambang di kepengurusan Golkar. Sigit belum bisa dimintai konfirmasi atas kehadirannya dalam pertemuan itu. Dia tak menjawab pesan WhatsApp dan panggilan telepon dari Tempo. Sementara Istana mengaku netral dalam urusan ini. Baca laporan selengkapnya di Majalah Tempo "Tiga Delegasi Sebelum Suksesi".