TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berjanji akan mencari jalan agar industri pertahanan dalam negeri antara perusahaan swasta dan perusahaan negara, bisa berjalan bersama-sama. Ia menegaskan keduanya merupakan bagian penting dari tugasnya untuk meningkatkan industri alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri.
"Kita semua anak bangsa, swasta adalah bagian vital dari ekonomi kita. BUMN dan swasta kerjasama," kata Prabowo saat ditemui usai meninjau Pameran Industri Alat Pertahanan dan Keamanan (Apalhankam) Dalam Negeri, di halaman Kementerian Pertahanan, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Desember 2019.
Dalam Undang-Undang nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan Pasal 11 sebenarnya tertulis bahwa pemerintah menetapkan badan usaha milik negara (BUMN) sebagai pemadu utama (lead integrator) yang menghasilkan alat utama sistem senjata (industri alat utama). Badan usaha milik swasta (BUMS) hanya bisa terlibat sebagai industri komponen utama/penunjang, dan industri bahan baku.
Meski begitu, Prabowo berjanji akan menerapkan sistem agar hal ini benar-benar bisa berjalan, dan pihak swasta dan negara bisa bergerak saling mendukung. "Nanti kita bisa cari formulanya, akar masalah, BUMN lead integrator tapi semua swasta ikut dengan aktif."
Setelah meninjau pameran alutsista yang diikuti oleh perusahaan swasta, Prabowo mengatakan optimistis industri alutsista nasional akan jauh berkembang dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini sejalan dengan tugas dari Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan industri alutsista nasional.
Kehadiran swasta, diyakini Prabowo dapat menjadi bantuan agar produk alutsista nasional semakin baik. "Selama ini saya dengan Wakil Menteri, keliling. Untuk mempercepat proses, kita undang industri pertahanan swasta."