INFO NASIONAL — Terkait langkah nyata yang dilakukan Kemnaker guna mengatrol produktivitas pengusaha, Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemenaker, Bambang Satrio Lelono, menyebutkan Kemnaker memiliki sejumlah program yang dilakukan secara berkelanjutan.
“Ada pembinaan dan kita pantau terus supaya produktivitasnya tidak berhenti di sini saja. Kita ada program di Kemnaker untuk membimbing mereka. Kita juga libatkan stakeholder seperti Apindo,” ujar Satrio.
Baca Juga:
Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) terlibat langsung di ajang penghargaan Paramakarya. Anggota asosiasi tersebut, Ronald Walla, menjadi satu dari dewan juri. Sebagai langkah kongkrit, Apindo menggelar diskusi bertajuk “Mencetak Raksasa Baru” di Kantor Kemnaker, Rabu pagi.
Dalam diskusi tersebut, semua penerima Paramakarya mendapat motivasi agar terus meningkatkan produktivitas. Salah satu pembicara, Deputi Akses Permodalan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fadjar Hutomo, mengingatkan para pengusaha jangan cepat mengeluh perkara modal. “Yang harus dimiliki saat memulai usaha adalah kemampuan mengidentifikasi pasar,” ujarnya.
Sedangkan penulis buku laris “Young On Top” Billy Boen mengisahkan perjuangannya membangun bisnis selama tujuh tahun. Ia pun mendapat kepercayaan dari investor lantaran mengusung integritas dalam usaha. “Jadi kalau pengusaha nggak punya kredibilitas, belum-belum sudah mengeluh, modal berapa pun disuntik akan sia-sia. Itulah kuncinya, kredibilitas dan integritas,” ujarnya. “UKM kalau mau berkembang gunakan teknologi dan kolaborasi.”
Baca Juga:
Tawaran kolaborasi ini didengungkan Ronald Walla selama diskusi. Apindo membuka pintu lebar pada semua penerima penghargaan Paramakarya. Kontan, semua pengusaha yang hadir menyambut antusias.
Baiq Siti Suriani, produsen olahan rumput laut dari Lombok, Nusa Tenggara Timur, mengatakan akan menghubungi Apindo usai acara. “Saya harapkan kami terus dibimbing, bisa kolaborasi dengan Apindo agar makin besar,” katanya.
Evalda Cherrys Yandeday, pengusaha garmen Subitu Kreasi Buana dari Papua Barat, berterima kasih akan mendapat bimbingan dari Kemnaker dan Apindo. Dengan 35 pegawai asli Papua saat ini, ia ingin perusahaan di daerahnya muncul dan menjadi besar. “Satu yang terpenting, masyarakat tak usah khawatir. Kami di Papua baik-baik saja. Bantu kami agar usaha kami bisa maju, jadi ikon wisata bahkan hingga Raja Ampat,” ujarnya.(*)