TEMPO.CO, Jakarta - Pendakwah Bachtiar Nasir mengatakan tuduhan bahwa muslim adalah kelompok radikal merupakan sesuatu yang tidak masuk akal.
Pernyataan itu dilontarkan saat ia ditanyakan mengenai isu kebangsaan yang saat ini terjadi di masyarakat tentang muslim.
"Yang terkini mungkin ini, masalah ketidakadilan terutama kepada kelompok muslim yang tertuduh radikal, melakukan kekerasan lah. Sebenarnya itu lemparan tuduhan yang tak masuk akal," kata Bachtiar Nasir seusai acara Reuni 212 di depan pintu masuk Monas, Senin, 2 Desember 2019.
Menurut mantan pengurus MUI itu, adanya label radikal kepada kelompok muslim terjadi karena kesalahpahaman. Ia mengatakan hal ini seharusnya bisa diselesaikan dengan diskusi lewat berbagai pandangan. Secara khusus, pria yang akrab disapa UBN ini mengatakan pandangan kewarganegaraan bisa lebih efektif.
"Ini bisa diselesaikan dengan cara dialogis. Dengan pendekatan yang lebih, selain pendekatan hukum, sebenarnya bisa pendekatan keagamaan lain. Pendekatan kewarganegaraan yang lebih efektif," kata Bachtiar.
Baca Juga:
Bachtiar Nasir ikut hadir dalam acara Reuni 212 yang digelar di Monas hari ini.
Acara tersebut dihadiri oleh umat muslim dari berbagai daerah di Indonesia, terutama dari wilayah Jabodetabek.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat menghadiri acara itu untuk memberikan kata sambutan.
"Semua yang berada di tempat ini semua adalah cermin persatuan Indonesia. Karena itu kita seringkali mendorong mengangkat mengatakan kita beragam, ya benar, tapi banyak yang beragam. Yang sesungguhnya hebat dari Indonesia di sini adalah persatuan," kata Anies.
Adapun Reuni akbar ini dimulai dari pukul 03.00 WIB hingga pukul 08.30 WIB.
Agendanya diawali salat Tahajud, Dzikir, dan salat Subuh bersama, pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW, dan bermunajat kepada Allah SWT.