TEMPO.CO, Jakarta - Tempo meluncurkan platform jurnalisme rakyat (Citizen journalism) bertajuk TempoWitness.
"TempoWitness adalah kontribusi Tempo untuk menguatkan komunitas termarginalkan dengan konsep jurnalisme rakyat. Kami berharap perangkat digital ini bisa membantu mencari solusi untuk masyarakat yang selama ini seolah terlupakan oleh media," ujar Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Wahyu Dhyatmika, saat peluncuran platform tersebut, Rabu, 27 November 2019.
Wahyu mengatakan media massa memiliki tanggung jawab untuk memenuhi hak publik akan informasi. Media juga memiliki idealisme give voice to the voiceless, menjadi sarana masyarakat terutama kelompok termarjinalkan untuk menyampaikan suara mereka. Sehingga informasi akan berjalan lebih sehat, tidak cenderung dari atas ke bawah.
Di Indonesia, industri media massa berkembang pesat. Berdasarkan catatan Dewan Pers tahun lalu terdapat lebih dari 44 ribu media daring, 2 ribu media cetak, 674 radio, dan 523 televisi. Namun, pesatnya perkembangan industri media massa arus utama itu tidak seluruhnya mampu menjadi sarana penyalur suara masyarakat terutama kelompok termarjinalkan.
Media-media arus utama hanya cenderung melayani kebutuhan sebagian masyarakat saja, terutama yang berada di puncak piramida sosial.
Menurut Wahyu, media massa arus utama lebih banyak menyampaikan suara pejabat, aparat, pemilik perusahaan, orang-orang kaya, maupun masyarakat menengah ke atas di perkotaan. Sedangkan masyarakat kecil, orang-orang yang tinggal di pelosok, yang membutuhkan saluran untuk menyampaikan suara mereka justru tidak terlayani.
Wahyu menuturkan menyadari kebutuhan akan saluran menyampaikan informasi bagi warga dan komunitas termarjinalkan tersebut Tempo membuat TempoWitness.
Project yang disokong oleh Kurawal Foundation ini pertama kali dicetuskan oleh Harry Surjadi, jurnalis senior yang aktif di isu lingkungan dan sains. Pada 2011 pernah digagas TempoSMS, program citizen journalisme yang memberi akses warga menyampaikan informasi kepada Tempo via pesan pendek atau SMS.
Sekitar 600 warga dari Aceh, Riau, Kalimantan Barat, Kalimatan Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan ikut terlibat. Para jurnalis warga itu terlebih dulu diberi pelatihan jurnalistik dasar selama dua hari. Program TempoSMS juga sempat bekerja sama dengan RuaiTV, ICFJ, Satgas REDD+, BP REDD+, WWF Indonesia, RECOFTC.
TempoWitness adalah hasil pengembangan dari TempoSMS. Konsep dasarnya tetap pada penguatan komunitas dan warga untuk menyampaikan informasi sesuai dengan kaidah jurnalistik yang selanjutnya bakal dipublis Tempo. Bedanya, TempoWitness lebih tidak lagi berbasis SMS namun berbasis aplikasi untuk smart phone. Warga tidak hanya akan menyampaikan laporan dalam bentuk teks, sekaligus dalam bentuk audio maupun video.
Harry berharap TempoWitness bakal lebih mampu menjadi sarana komunitas termarjinalkan untuk menyampaikan aspirasi mereka. “TempoWitness adalah produk tanggung jawab media massa memberikan suara pada mereka yang terpinggirkan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Kurawal Foundation Darmawan Triwibowo mengatakan media massa memiliki peran penting sebagai penjaga kehidupan berdemokrasi. Ketika ada penyalahgunaan kekuasaan, masyarakat bisa mengandalkan media massa untuk mendapatkan informasi penting. "Kurawal mendukung TempoWitness karena peran media massa untuk melayani kepentingan publik harus dipertahankan," kata Darmawan.