TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah berbicara dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengenai nelayan asal Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Komunikasi ini Jokowi lakukan di tengah KTT ASEAN-Korea Selatan di Busan, Korea Selatan, beberapa hari lalu.
"Saya bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina dan kemudian Presiden (Jokowi) melakukan pembicaraan dengan Presiden Filipina Duterte," kata Retno di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu, 27 November 2019.
Video tentang penculikan tiga WNI yang diduga dilakukan kelompok Abu Sayyaf beredar. Mereka diculik kala mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia. Ketiganya adalah Samiun Maneu, 27 tahun, Maharuddin Lunani, 48 tahun, dan Muhamad Farhan, 27 tahun.
Dalam video yang berdurasi 44 detik ini ketiganya minta dibebaskan. Ketiga tangan mereka diikat. Seorang sandera yang mengaku bernama Samiun mengatakan, ketiganya berasal dari Kota Baubau dan Wakatobi yang bekerja di Malaysia. Menurut dia, mereka ditangkap oleh kelompok Abu Sayyaf pada 24 September 2019.
Para sandera memohon agar perusahaan tempatnya bekerja membantu membebaskannya. Mereka meminta bantuan pula ke pemerintah Indonesia dengan memberikan tebusan 30 juta peso.
Retno menjelaskan, pemerintah mengingatkan pihak Filipina jika masih ada tiga warga negara Indonesia yang menjadi korban penculikan. "Kami memohon meminta bantuan otoritas Filipina untuk dapat mengintensifkan upaya membebaskan tiga WNI dengan selamat."
Menurut Menteri Retno, Filipina menanggapi baik permintaan Indonesia mengenai pembebasan sandera ini. "Karena itu kami mengharapkan kerja sama dengan Filipina bagi upaya pembebasan ketiga saudara kita tersebut."