TEMPO.CO, Jakarta-Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar yang juga masuk dalam Tim Penggalangan Opini dan Media Bambang Soesatyo, Viktus Murin, menuding ada indikasi kecurangan dalam pembentukan panitia Munas Golkar 3-6 Desember 2019. Alasannya, nama-nama pendukung Bambang alias Bamsoet dicoret dari Surat Keputusan.
“Kami menangkap adanya indikasi tidak sehat dan cenderung licik dalam proses pembentukan panitia Munas 2019, di mana para Pengurus DPP yang dicurigai atau diidentikasi sebagai pendukung Bamsoet, dicoret dari kepanitiaan Munas,” kata Viktus dalam konferensi pers di Batik Kuring, SCBD, Jakarta, Senin 25 November 2019.
Menurutnya indikasi ini dimukai pada 16 November karena telah beredar surat dari DPP Partai Golkar dengan nomor Und-547/GOLKAR/XI/2019 tertanggal 15 November 2019, perihal Undangan Rapat Pleno Panitia Penyelenggara Munas Partai Golkar. Surat itu diteken oleh Ketua Korbid PP Wilayah Timur Melchias Markus Mekeng dan Sekretaris Jenderal Lodewijk F. Paulus.
Dalam undangan disebutkan bahwa rapat panitia sedianya dilaksanakan pada Senin 18 November. Namun sehari sebelum jadwal tersebut, ia mengaku mendapat pesan WhatsApp dari staf DPP di Sekretariat Jenderal mengenai penundaan rapat.
Beberapa hari setelahnya, beredar SK DPP Nomor KEP-395/DPP/XI/2019 tentang Penyelenggaraan Musyawarah Nasional X Partai Golongan Karya Tahun 2019 yang ditandatangani oleh Ketua Umum Airlangga Hartarto dan Sekretaris Jenderal Lodewijk F Paulus. “Di mana nama-nama Pengurus DPP yang merupakan pendukung Bamsoet telah hilang dari SK,” tuturnya.
Nama-nama itu pun tak lagi diundang mengikuti rapat panitia yang digelar pada Sabtu 23 November 2019. Menurut politikus Golkar Roy Lewar, salah seorang yang mengaku telah dihapus dari daftar tersebut, setidaknya ada 90 nama yang hilang. Dua diantaranya ia dan Viktus. “Ada kurang lebih sebanyak 90 nama yang tiba-tiba hilang, dua diantaranya dari 9 orang tim penggalang opini dan media ini yakni Pak Victus dan saya sendiri,” kata Roy.