TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad yang diselenggarakan di nDalem Habib Hilal Alaidid Yogyakarta yang digelar Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY Minggu petang, 24 November 2019.
Dalam kegiatan itu hadir pula sejumlah tokoh seperti Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua MPR RI periode 2019-2024 Ahmad Muzani, puteri mantan presiden RI ke-4 almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid, dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas.
Memulai pidatonya, Ma'ruf Amin bersyukur akhirnya bisa kembali bersilaturahmi dengan para ulama dan kiai serta masyarakat Yogyakarta melalui momen peringatan Maulid itu.
"Terima kasih karena masyarakat Yogya pada pilpres (pemilihan presiden 2019) yang lalu memilih kami, Pak Jokowi dan saya sebagai presiden dan wakil presiden," ujar Ma'ruf.
Saat masa kampanye pilpres 2019 silam, Ma'ruf memang sempat beberapa kali menyambangi Yogya untuk bertemu sejumlah tokoh. Termasuk di nDalem Habib Hilal Alaidid Yogyakarta itu.
Dalam pidatonya, Ma'ruf pun juga mengungkapkan terima kasihnya karena kemenangan pilpres lalu di Yogya ternyata secara angka cukup mutlak persentasenya dibanding suara yang diperoleh pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Hasilnya (kemenangan pilpres lalu) pun cukup menggembirakan untuk Yogya. Kalau tidak salah 72% Yogya ini (perolehan suara untuk Jokowi-Ma'ruf). Jadi luar biasa Yogya ini, " ujarnya.
Dalam kesempatan itu Ma'ruf lantas menyinggung esensi penting peringatan Maulid kali ini.
"Kita perlu mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah sebagai tokoh perubahan. Perubahan yang dilakukan Rasulullah perubahan yang luar biasa," ujar Ma'ruf.
Ketua Umum MUI nonaktif itu menuturkan yang perlu diikuti dari Nabi Muhammad SAW terutama karena keberhasilannya mengubah masyarakat jahiliyah atau masyarakat yang semula tidak tahu mana yang baik dan mungkar. Menjadi masyarakat yang tak sekedar tahu, tapi juga mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang mungkar.
"Rasulullah berhasil membangun tatanan masyarakat yang baik dan membuang yang mungkar. Ini satu perubahan yang luar biasa dari tidak tahu menjadi tahu menjadi mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk," ujarnya.