TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memerintahkan kepada para camat dan lurah agar membuat surat edaran yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dan masyarakat melalui RW dan RT setempat. "Surat edaran itu untuk mengingatkan warga maupun para guru agar berhati-hati terhadap orang asing yang ingin menjemput anak mereka," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya, Eddy Christyanto, di Surabaya, Ahad, 24 November 2019.
Peringatan itu untuk mewaspadai aksi penculikan anak-anak yang akhir-akhir ini marak di daerah lain. "Kalau yang jemput orangnya tidak kenal jangan dilepas. Harus orang yang biasa jemput."
Tak hanya orang tua, Eddy berharap asisten rumah tangga juga berhati-hati terhadap orang lain yang ingin menjemput putra-putri majikannya. Jika tidak mengenal orang itu, sebaiknya tak diizinkan. "Jangan mudah percaya dengan orang yang tidak dikenal.”
BPB dan Linmas telah menginstruksikan kepada para Kepala Satuan Tugas Linmas untuk berkeliling ke sekolah-sekolah, terutama TK dan SD. "Kalau jam pulang, saya minta dimonitor. Terutama terhadap sekolah-sekolah yang sifatnya eksklusif yang anak-anaknya diantar dan dijemput.” Sekolah pun diminta menutup pagar dan berhati-hati.
Jumlah Kasatgas Linmas yang bertugas mengawasi sekolah-sekolah sebanyak 154 orang. Untuk itu, di masing-masing kelurahan memiliki satu orang kasatgas linmas.
Baca Juga:
Eddy mengakui keterbatasan personel menyebabkan tidak semua sekolah bisa dipantau. Untuk itu, pihaknya hanya memonitor sejumlah sekolah tertentu yang memungkinkan berpotensi terjadi tindak penculikan. Ia meminta petugas keamanan untuk menanyai kepada setiap tamu yang berkunjung, ingin menemui siapa, kemudian mencatat nomor kendaraannya.
Eddy menegaskan kendati kasus penculikan marak terjadi di luar daerah namun kewaspadaan harus ada. Ia mengibaratkan seperti peribahasa, sedia payung sebelum hujan. Artinya, berjaga-jaga sebelum bahaya datang.
Jika masyarakat menemukan hal-hal yang mencurigakan, bisa menghubungi layanan tanggap darurat Command Center 112 milik pemerintah kota.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan pihaknya berharap tidak ada penculikan anak di Surabaya. "Makanya kami minta RT RW siaga," kata Risma.