TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang mengaku ngeri membayangkan teror yang terjadi pada penyidik senior Novel Baswedan. Ia mengatakan tak bisa membayangkan kalau hal itu sampai terjadi kepada dirinya.
"Saya enggak kebayang kalau kejadian itu terjadi pada saya, kemudian dibilang rekayasa. Kejam banget orang itu," kata Saut di kantornya, Jakarta, Jumat, 22 November 2019.
Sejumlah pihak menganggap kasus penyiraman air keras terhadap Novel adalah rekayasa. Politikus PDIP Dewi Tanjung, bahkan melaporkan tudingan rekayasa itu ke Polda Metro Jaya. Dewi dilaporkan balik dengan tuduhan laporan bohong oleh pihak Novel Baswedan.
Saut mengatakan serangan air keras terhadap Novel benar-benar terjadi. Menurut dia, teror terhadap pegawai KPK adalah hal yang sering terjadi. Dia dan pimpinan lainnya tak lepas dari serangan terror itu. "Saya mengalami, pimpinan yang lain mengalami dengan berbagai macam motif."
Saut mendesak pemerintah dan kepolisian segera menuntaskan kasus serangan terhadap Novel dan pegawai KPK lainnya. Menurut dia, kalau kasus ini tak terungkap, maka akan terjadi kasus-kasus teror lainnya.
Selain itu, kata Saut, wajah pemerintah akan tercoreng apabila kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sampai tak terungkap. "Jangan sampai muncul kesan, bahwa begitulah cara Indonesia menyelesaikan teror terhadap penegak hukumnya sendiri."