TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bahtiar Effendy, wafat pada Kamis dini hari tadi, 21 November 2019. Sepanjang hayat ia dikenal aktif menyoroti persoalan politik, dan salah satunya fenomena teror berbasis agama seperti teror bom.
Ini pendapat kritik terakhir Bahtiar Rffendy soal teror bom di London, Inggris, yang dicatat Tempo:
Pada 2017 terjadi dua teror bom di Inggris. Yakni di Manchester pada gelaran konser penyanyi asal Amerika Serikat Ariana Grande pada 22 Mei 2017. Dua minggu kemudian menyusul teror bom di London Bridge pada 3 Juni 2017.
Menanggapi itu Bahtiar menyebut ia dan organisasinya mengecam tindakan teror tersebut.
"PP Muhammadiyah menyatakan serangan teror kepada masyarakat yang tidak bersalah dan mengatasnamakan suatu agama, sesungguhnya tidak sejalan dengan ajaran agama," kata Bahtiar dalam pernyataan resminya, Senin, 5 Juni 2017.
Muhammadiyah juga mendorong semua pihak untuk bersama-sama menanggulangi tindak terorisme, yang secara nyata telah merusak nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan. "Penanggulangan ini harus berdasarkan atas penghormatan atas nilai-nilai hak asasi manusia dan aturan hukum berlaku," tuturnya.
Bahtiar Effendy meninggal di ruang ICU Rumah Sakit Umum Cempaka Putih, Jakarta pada pukul 00.00 WIB. Ia akan dimakamkan hari ini bakda salat Dzuhur di Depok, setelah disalatkan di kediamannya.
"Informasi yang saya peroleh dari PP Muhammadiyah akan dimakamkan hari ini bakda salat Dzuhur," tutur Penasihat Majelis Hukum PP Muhammadiyah Muchtar Luthfi, saat dihubungi hari ini.